Jambore Sapu Gunung 2016, Kampanyekan Bebas Sampah di Kawasan Wisata Gunung

Reading time: 3 menit
Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (B3) Tuti Hendrawati Mintarsih memberikan apresiasi kepada tim Sapu Gunung dan para perwakilan pecinta alam dalam peresmian Jambore Sapu Gunung 2016. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Lumajang (Greeners) – Jambore Sapu Gunung 2016 akhirnya diresmikan hari ini oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakilkan oleh Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (B3) Tuti Hendrawati Mintarsih di Desa Ranu Pane, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Menteri KLHK menyampaikan bahwa permasalahan sampah di kawasan wisata gunung dan Taman Nasional masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi. Oleh karena itu, Jambore Sapu Gunung 2016 diharapkan mampu menjadi kampanye untuk menjaga kebersihan di kawasan wisata gunung dan Taman Nasional dari timbunan sampah agar pelestarian alam serta flora dan fauna endemik yang ada di dalamnya tetap terjaga.

“Dalam rangakaian kegiatan Jambore Sapu gunung ini, kami (KLHK) juga bekerjasama dengan komunitas Sapu Gunung dan para mahasiswa pecinta alam telah melakukan perhitungan jumlah timbunan sampah di 15 Taman Nasional dan kawasan wisata gunung di Indonesia. Hasilnya cukup mengejutkan kita semua,” kata Menteri Siti seperti disampaikan oleh Tuti Hendrawati Mintarsih, Desa Ranupani, Lumajang, Sabtu (30/04).

Sampai saat ini, lanjutnya, delapan dari 15 kawasan wisata gunung dan Taman Nasional yang telah disurvei, terdapat sekitar 453 ton sampah dihasilkan oleh sekitar 150.688 pendaki setiap tahunnya atau sekitar tiga kilogram perorang sampah yang mereka hasilkan. Sedangkan, dari 453 ton sampah tersebut, 250 tonnya adalah sampah plastik yang tidak bisa terurai.

Bupati Kabupaten Lumajang As'at Malik (tidak terlihat dalam gambar), Koordinator Sapu Gunung, Syaiful Rochman (ke dua dari kiri) dan Tuti Hendrawati Mintarsih (ketiga dari kiri) bersama perwakilan komunitas Savers sedang melihat kondisi Danau Ranu Pani. Foto: greeners.co

Bupati Kabupaten Lumajang As’at Malik (tidak terlihat dalam gambar), Koordinator Sapu Gunung, Syaiful Rochman (ke dua dari kiri) dan Tuti Hendrawati Mintarsih (ketiga dari kiri) bersama perwakilan komunitas Savers sedang melihat kondisi Danau Ranu Pani. Foto: greeners.co

Koordinator Sapu Gunung, Syaiful Rochman, dalam kesempatan yang sama mengatakan, dalam periode lima tahun ke belakang, lonjakan wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata gunung meningkat tajam. Akibatnya, minim edukasi yang didapatkan oleh wisatawan tentang bagaimana menjadi pecinta alam yang semestinya, membuat para wisatawan penikmat gunung atau alam ini seringkali lupa menjaga kebersihan kawasan dan membawa kembali turun sampah-sampahnya.

Gunung Semeru sendiri, terusnya, dipilih sebagai lokasi pilot project pertama karena memang telah memiliki jaringan relawan yang sangat kuat dan masyarakat yang sangat peduli terhadap alamnya. Begitu pun dengan dukungan dari Pemerintah Daerahnya yang memberikan dukungan penuh terhadap aksi bersih sampah di gunung ini.

“Dengan banyak dukungan seperti ini, kami juga tidak ingin program ini hanya berakhir sampai di sini. Rencananya, kami akan memberikan pendampingan konsep pengelolaan sampah di Semeru, edukasi kepada pendaki agar membawa turun lagi sampahnya dan beserta komunitas Savers yang ada di wilayah Gunung Semeru kami mungkin akan mengedukasi warga bersama komunitas hingga akhir tahun 2016,” tambahnya.

As’at Malik, Bupati Kabupaten Lumajang pun mengaku menyambut baik atas dijadikannya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai pilot project pengelolaan sampah di kawasan wisata gunung dan Taman Nasional ini. Ia bahkan menegaskan bahwa posisi Desa Ranu Pane, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah di Lumajang, bukan di Malang, Probolinggo maupun Pasuruan, oleh sebabnya harus dijaga kebersihan dan kelestariannya.

“Oleh karena itu orang Ranu Pane harus cinta pada lingkungan. Cinta pada Lumajang. Makanya siapapun itu harus membawa sampahnya kembali ketika berada di gunung-gunung dan bukit yang ada di sekitar sini.” jelas As’at.

Selain itu, ia juga menjanjikan akan memperbaiki jalan rusak yang mejadi akses ke Desa Ranu Pane setidaknya pada akhir tahun 2016 mendatang. Rencana tersebut, dikatakannya sebagai bentuk promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“Tapi kalau jalannya sudah bagus, pengunjung sudah banyak, sampahnya dijaga ya,” tutupnya.

Sebagai informasi, selain peresmian aksi Jambore Sapu Gunung ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beserta Bupati Lumajang, pejabat daerah setempat serta komunitas dan masyarakat juga melakukan peresmian Bank Sampah di Desa Ranu Pane, pembacaan bersama kode etik pecinta alam, melakukan aksi bersih danau Ranu Pane dan aksi bersih gunung semeru serta membuka jalur pendakian Semeru yang sebelumnya sempat ditutup.

Penulis: Danny Kosasih

Top