LIPI Kumpulkan 194,5 Kilogram Sampah dari Pesisir Pulau Pari

Reading time: 2 menit
pulau pari
Foto: LIPI

Jakarta (Greeners) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Komunitas Sahabat Pulau Pari menyelenggarakan kegiatan Coral and Beach Clean Up di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara menuju Hari Terumbu Karang Sedunia pada tanggal 8 Mei 2018 sekaligus bagian dari komitmen LIPI dan bersama komunitas untuk menjaga ekosistem pesisir di Pulau Pari.

Kawasan pesisir di Indonesia dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki sumber daya alam dan potensi untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Aktivitas perekonomian yang dilakukan di kawasan ini, antara lain kegiatan perikanan (tangkap dan budidaya), industri, dan pariwisata. Sayangnya, aktivitas tersebut selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dampak negatifnya adalah wilayah pesisir menjadi tempat pembuangan sampah dari berbagai aktivitas manusia.

“Kegiatan tersebut memberikan wadah bagi sukarelawan Sahabat Pulau Pari, yang terdiri dari beragam komunitas atau organisasi, masyarakat pesisir atau umum, pelajar, dan dinas terkait untuk memberikan aksi nyata kepeduliannya terhadap ekosistem terumbu karang dan lingkungan pesisir di Pulau Pari. Melalui kegiatan ini juga kami berhasil mengumpulkan 194,5 Kg sampah plastik dan beberapa sampah non organik lainnya dalam waktu 2 jam,” kata Indra Bayu Vimono, Kepala Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi (LPKSDMO) LIPI saat dihubungi tim Greeners melalui telepon, Sabtu (05/05/2018).

Indra melanjutkan, beragam aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab akhirnya akan menimbulkan persoalan sampah di wilayah pesisir, khususnya kawasan Pulau Pari. Aktivitas yang merugikan ini akan memberikan dampak yang tidak diharapkan bagi kondisi biofisik pesisir yang dikenal sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Indra mengatakan, rendahnya tingkat kesadaran manusia yang melakukan aktivitas di lingkungan pesisir menimbulkan anggapan bahwa wilayah pantai adalah tempat pembuangan sampah gratis, mudah atau praktis. Akibatnya, kawasan pesisir menjadi penuh dengan sampah sehingga nilai keindahan, kenyamanan, hingga ekosistemnya pun terganggu. Menurut Indra, pengunjung di Pulau Pari jumlahnya per minggu mencapai 1.000 orang sehingga sangat mungkin sampah semakin menumpuk kalau tidak di edukasi.

“Intinya kita mengajak masyarakat dan wisatawan untuk menjaga kebersihan serta tidak membuang sampah sembarangan. Kami juga ingin agar mereka tertib melakukan pemilahan sampah supaya penduduk tidak terlalu kesulitan dalam (menangani) masalah sampah dan petugas kebersihan dimudahkan dalam tugasnya, dan kehidupan di Pulau Pari ini nyaman,” kata Indra.

Sebagai informasi, kegiatan Coral and Beach Clean Up melibatkan sekitar 150 orang sukarelawan Sahabat Pulau Pari dan masyarakat setempat. Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Administrasi Kepulauan Seribu dengan dibantu oleh 18 petugas kebersihan untuk membersihkan Pulau Pari dan terumbu karang.

“Besar harapan kami bahwa masyarakat semakin teredukasi menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik. Kemudian pesan mengenai pentingnya menjaga ekosistem laut kita terutama pesisir Karena bagaimanapun kehidupan manusia dan kehidupan masyarakat pesisir sangat bergantung pada kondisi laut itu sendiri. Mari kita jaga dan lestarikan hasil laut terumbu karang yang sehat,” tutup Indra.

Penulis: Dewi Purningsih

Top