Miss Earth Indonesia 2016, Mencari Inspirator Peduli Lingkungan

Reading time: 2 menit
miss earth indonesia
Dalam Talent Show yang merupakan rangkaian penjurian Miss Earth Indonesia 2016, diberikan penghargaan Best Talent, Best Catwalk, Best Casual Wear, Best Evening Gown dan Best Photogenic kepada 5 finalis. Foto: dok. Miss Earth Indonesia (Eljohn)

Jakarta (Greeners) – Proses karantina Miss Earth Indonesia (MEI) 2016 memasuki hari ketujuh pada Sabtu (30/07). Tidak hanya tampil menarik, sebanyak 28 finalis MEI juga bersemangat untuk menunjukkan bakat mereka di atas panggung dalam salah satu acara penjurian MEI bertajuk Talent Show di sebuah mall besar di kawasan Tangerang.

Saat ditemui di lokasi acara, salah satu finalis, Zefanya Nadine (18), mengaku dirinya mengikuti kontes kecantikan ini karena ingin menginspirasi banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan. Zefanya yang menjadi peserta termuda diantara finalis lainnya, pernah bersekolah di SDN 12 Benhill Jakarta, salah satu sekolah yang mendapat penghargaan lingkungan Adiwiyata.

“Aku terinspirasi oleh sekolah dasar aku. Disana banyak sekali kegiatan lingkungan sehingga anak muridnya terinspirasi karena sudah ditanamkan (kepedulian terhadap lingkungan) sejak dini. Itu yang membuat aku stop buang sampah sembarangan sejak SMP,” ujarnya.

Zefanya yang hari itu berhasil mendapatkan penghargaan Best Casual Wear mengatakan, dirinya berharap dapat mengadakan penyuluhan lingkungan yang menarik untuk anak-anak SD jika dirinya dinobatkan menjadi Miss Earth Indonesia 2016.

“Aku ingin mengajak anak-anak muda untuk mengurangi sampah. Mereka senang membeli pernak-pernik yang tidak perlu yang nantinya akan menjadi sampah. Anak muda itu ujung tombak bangsa Indonesia. Kalau bukan dari anak mudanya, dari siapa lagi?” katanya menjelaskan.

miss earth indonesia

Zefanya Nadine (kiri) dan Hanny Wulandri Dharma, dua dari 28 finalis yang mengikuti ajang Miss Earth Indonesia 2016. Penobatan Miss Earth Indonesia 2016 akan berlangsung pada Jumat (05/08) malam. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Salah satu finalis asal Jakarta, Hanny Wulandri Dharma (22), juga tidak ingin ketinggalan untuk berkontribusi terhadap lingkungan. Menurutnya, keluarga menjadi tempat pertama untuk mengaplikasikan gaya hidup ramah lingkungan.

“Untuk saat ini saya melakukan dari keluarga sendiri supaya bisa memberikan dampak yang positif di lingkungan. Seperti membiasakan mematikan lampu saat keluar kamar dan mematikan keran air dengan benar. Sekarang ada diet kantong plastik, saya jadi lebih memilih membawa tas plastik dari rumah saat berbelanja atau kemanapun,” ujarnya.

Hanny yang dalam acara ini menunjukkan bakatnya dalam bidang tarik suara, mengaku ingin membuat program eco traveling jika dirinya terpilih menjadi Miss Earth Indonesia 2016.

“Saya ingin membuat program eco travelling, jadi tidak hanya sekadar jalan-jalan tapi juga mengajak orang lain untuk mencintai lingkungan. Misalnya, ketika kita jalan-jalan di pantai kita bisa sekalian membersihkan pinggir pantai dengan mengambil sampah dan kalau diving jangan menginjak karang,” imbuhnya.

Koordinator acara Talent Show Miss Earth Indonesia 2016 Rifki Rachman menjelaskan, ke 28 finalis Miss Earth Indonesia menjalankan pembekalan indoor dan outdoor selama masa karantina. Salah satu kegiatan pembekalan luar ruang tersebut antara lain mengunjungi Taman Safari dan Eco Park Ancol.

“Mereka ada yang kaget karena tidak semua informasi yang mereka dapat mereka tahu sebelumnya. Ini informasi khusus yang mungkin hanya sebagian orang yang tahu. Kalau tidak berhubungan dengan pakar, tidak tahu,” katanya.

Masa karantina Miss Earth Indonesia 2016 telah berlangsung sejak tanggal 25 Juli hingga 4 Agustus 2016, sementara malam penobatan akan dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016 mendatang.

Selama masa karantina, para finalis dibekali berbagai pengetahuan umum termasuk pengetahuan tentang lingkungan. Para mentor diantaranya Johnie Sugiarto (CEO Eljohn Pageants), Kelik Wiriawan (perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Transtoto Handadhari (Ketua Yayasan Green Network Indonesia), dan perancang busana Samuel Wattimena.

Penulis: Renty Hutahaean

Top