Tetra Pak dan KLHK Perluas Cakupan Program Dropbox

Reading time: 2 menit
program dropbox
Direktur Pengelolaan Sampah KLHK R. Sudirman dan Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto berbincang usai acara perluasan cakupan program Dropbox yang berlangsung di gedung Manggala KLHK, Jakarta, Rabu (27/09/2017). Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Setelah sebelumnya sukses dengan program Dropbox khusus sampah kemasan karton minuman bekas di Bali pada Februari 2017 lalu, kini PT Tetra Pak Indonesia bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melanjutkan program tersebut ke DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi dan Bandung.

Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto mengatakan, dropbox ini merupakan tempat sampah terpilah khusus untuk kemasan karton minuman bekas. Pada semester pertama tahun 2017, dropbox ini telah menjadi percontohan (pilot project) di lima titik lokasi penempatan dropbox di jaringan peritel Hypermart di Bali. Seperti di Primo dan Foodmart serta di beberapa sekolah baik lokal maupun internasional.

“Pada semester kedua tahun ini kami berinisiatif untuk memperluas cakupan wilayah pengumpulan demi meningkatkan mata rantai daur ulang di Jabodetabek dan Bandung,” tuturnya pada peluncuran perluasan cakupan program dropbox di Jakarta, Rabu (27/09).

Saat ini Tetra Pak telah mendistribusikan dropbox di lima titik peritel di Jakarta, Bogor dan Tangerang. Untuk tiga titik dropbox di Bandung akan diluncurkan bersamaan dengan acara Jabar Clean Up Day pada 8 Oktober 2017 serta tiga sekolah melalui kerjasama dengan organisasi Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia.

“Untuk dropbox ini kami bekerjasama dengan Eco Bali Recycling, Yapsi, Armada Kemasan Nusantara dan Waste4Change untuk mitra pengumpul dan Hypermart, Foodmart, Primo, Giant, Yogya, Lotte Mart dan Aeon untuk mitra retailer,” jelasnya.

Direktur Pengelolaan Sampah KLHK R. Sudirman mengatakan, program dropbox ini merupakan satu bentuk upaya pelibatan produsen dalam pengurangan dan pengelolaan sampah kemasan yang masuk ke tempat pemrosesan akhir dengan memilah dan mendaur ulang sampah. Program dropbox ini, diakuinya juga bisa menjadi bagian dari program pengelolaan sampahnya KLHK menuju Indonesia bersih sampah 2020.

“Saya nanti coba sisipin ini di penilaian Adipura supaya program ini bisa meluas. Kita kan sudah ada paling tidak yang sebagai syarat penilaian juga itu untuk kota metropolitan harus punya 200 bank sampah, di kota besar 150, di kota sedang 100 dan di kota kecil 50 yang kesemuanya harus sudah aktif,” ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) KLHK, pada tahun 2016 terdapat 65 juta ton timbulan sampah di Indonesia. Sementara sampah kemasan karton minuman termasuk bagian kecil dari total sampah tersebut yaitu berjumlah 0.1 persen atau sekitar 63.000 ton sampah pertahun.

Penulis: Danny Kosasih

Top