288 Titik Api di Sumatera dan Kalimantan Terdeteksi Satelit

Reading time: 2 menit
titik api
Ilustrasi: wikimedia.org

Jakarta (Greeners) – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah, pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari satelit Modis dengan sensor Terra Aqua dari NASA mendeteksi adanya 288 hotspot atau titik api dengan tingkat kepercayaan sedang (30-79%) dan tinggi (lebih dari 80%) pada Minggu (03/07/2016) pukul 06.00 WIB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, dari 288 titik api tersebut 245 titik api berada di Sumatera dan 43 titik api di Kalimantan. Sebagian besar hotspot tersebut diketahui timbul karena lahan yang sengaja dibakar dan mengakibatkan peningkatan jumlah titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada tingkat kepercayaan sedang (lebih dari 30%) di Sumatera terdapat 245 titik api dengan sebaran Aceh 29 titik, Sumatera Utara 112 titik, Sumatera Barat 47 titik, Riau 26 titik, Bengkulu 15 titik, Jambi 10 titik, Lampung 2 titik, dan Sumatera Selatan 4 titik.

“Sedangkan di Riau hotspot terdapat di Kampar 1, Pelalawan 2, Rohil 8, Dumai 1, Kuansing 1 dan Inhu 1,” katanya, Jakarta, Senin (04/07).

BACA JUGA: KLHK Terima Bantuan Alat Pencegahan Kebakaran Hutan dari Korea

Upaya pemadaman karhutla terus dilakukan oleh Satgas Terpadu Siaga Karhutla di Riau. BNPB sendiri telah menempatkan dua unit helikopter water bombing jenis MI-8 dan MI-171, serta dua pesawat Air Tractor water bombing. Setiap hari, helikopter dan pesawat tersebut memadamkan api dari udara. Sementara itu satgas darat dari TNI, Polri, Manggala Agni, Damkar, BPBD, Masyarakat Peduli Api dan karyawan perusahaan memadamkan api dari darat.

Kepala BNPB, Willem Rampangilei, memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar tetap melakukan pemadaman dan pencegahan karhutla selama libur Lebaran agar tidak lengah karena kenyataannya masih banyak pembakaran lahan yang menyebabkan titik api meningkat.

Menurut Willem, hingga saat ini pemadaman karhutla di Desa Sungai Solok, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Kampar masih dilakukan petugas. Lahan yang terbakar seluas 9 hektar. Di Desa Kapau, Kecamatan Kerumutan, lahan seluas 1,5 hektar terbakar.

Petugas juga masih terus memadamkan api di Taman Nasional Tesso Nelo, Desa Sungai Solok, Kecamatan Kuala Kampar di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Lima Puluh Koto di Sumbar, lokasi terbakar sulit dijangkau dan sudah terbakar selama dua hari.

BACA JUGA: BRG Jalin Kerjasama dengan 11 Universitas Atasi Kebakaran Lahan Gambut

Lahan terbakar yang sudah berhasil dipadamkan petugas pada Sabtu (02/07) antara lain di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dengan luas lahan terbakar 25 hektar. Kemudian lahan di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru dengan luas terbakar 10 hektar. Di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru dengan luas 2 hektar, dan beberapa lokasi lain.

Kondisi kering, minim air dan lokasi yang sulit diakses menyebabkan pemadaman api sulit dilakukan. Cuaca pada Juli, Agustus dan September juga diprediksi akan lebih kering sehingga potensi lahan mudah terbakar akan meningkat. Indeks Standar Pencemaran Udara di Lido, Kabupaten Rokan Hilir juga berada pada level sedang hingga tidak sehat. Kepulan asap banyak ditemukan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil.

“Masyarakat diimbau untuk tidak membakar saat membuka lahan. Dampak karhutla sangat luar biasa dan merugikan semua pihak. Pencegahan harus ditingkatkan karena lebih efektif daripada pemadaman,” ujarnya mengingatkan.

Penulis: Danny Kosasih

Top