BBKSDA Jatim Evakuasi Harimau Sumatera dari Pondok Pesantren di Pasuruan

Reading time: 2 menit
harimau sumatera
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengevakuasi seekor Harimau Sumatera dari Pondok Pesantren Metal Muslim di Desa Rejoso, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Foto: Ist.

Pasuruan (Greeners) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengevakuasi seekor Harimau Sumatera dari Pondok Pesantren Metal Muslim di Desa Rejoso, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Langkah cepat dilakukan setelah adanya laporan masyarakat bahwa kondisi satwa dilindungi tersebut sangat memprihatinkan.

“Kondisinya sakit dan tak terawat, badannya kurus seperti kurang makan,” kata Kepala BBKSDA Jatim Ayu Dewi Utari kepada Greeners.co, Rabu (29/03/2017).

Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan berusia 16 tahun itu ditempatkan di kandang yang berlokasi di tengah pesantren. Harimau ini sudah berada di pesantren sejak 2002 lalu.

Evakuasi dilakukan sejumlah petugas dari BBKSDA, Taman Safari Prigen dibantu pihak kecamatan. Meski kondisi sakit, proses evakuasi tetap sesuai prosedur keamanan. Kucing besar tersebut dibius kemudian dimasukkan ke dalam kandang yang sudah disediakan.

“Kami evakuasi dan langsung kami bawah ke Taman Safari Prigen. Harimau ini pemberian Taman Safari 2002 lalu. Kita kembalikan ke sana biar diobati dan dipulihkan dulu. Saat ini sudah di kandang karantina,” terang Ayu.

BACA JUGA: Pemelihara Satwa Liar Dilindungi Secara Ilegal Belum Ditindak Tegas

Di Taman Safari Prigen, terdapat rumah sakit satwa yang memiliki fasilitas memadai dan alat kesehatan sesuai standar dan memiliki sekitar lima dokter hewan. Rumah sakit ini memiliki ruang pembedahan bangkai, ruang rontgen, laboratorium kering, laboratorium basah, ruang operasi hingga kamar perawatan pasca operasi bahkan memiliki apotek yang berisi obat-obatan lengkap.

Proses pemulihan, lanjut Ayu, akan membutuhkan waktu lama karena kondisinya sudah memprihatinkan. Setelah pulih pihaknya akan mengambil keputusan terkait nasib satwa tersebut.

“Dari kondisinya, mungkin pemulihan membutuhkan sebulan. Setelah itu nanti kami akan putuskan akan dibawa kemana. Kemungkinan tak dikembalikan lagi ke pesantren karena pihak pesantren sepertinya tak sanggup lagi merawat dan memberi makan,” terang mantan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini.

Ayu menyebut, evakuasi satwa mulus dilakukan atas kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf mendukung penuh upaya penyelamatan dan membantu mediasi dengan pihak pesantren.

“Bupati Pasuruan mendukung penuh. Beliau sangat konsen dengan perlindungan satwa. Mendapat informasi dari warganya keadaan harimau yang tidak terawat langsung berkoordinasi dengan kami,” jelasnya.

BACA JUGA: Empat Ekor Macan Tutul Ditemukan di Suaka Margasatwa Cikepuh

Harimau Sumatera tersebut selama bertahun-tahun berada di kandang yang berada di tengah pesantren dan bisa dilihat bebas para santri dan pengunjung pesantren. Selama bertahun-tahun harimau tersebut mendapat perawatan dengan baik dan makanan yang cukup.

Dua tahun terakhir, semenjak pengasuh pesantren meninggal dunia, harimau ini mulai terabaikan dan tak terawat. Sejumlah warga yang datang ke pesantren yang dihuni para anak yatim, anak jalanan bahkan orang gila ini, mengaku prihatin dengan kondisi harimau.

Kabar kondisi harimau yang memprihatinkan akhirnya sampai ke Bupati Irsyad Yusuf. “Pak Bupati koordinasi dengan kami karena prihatin. Beliau ingin harimau mendapat pengobatan dan perawatan,” pungkas Ayu.

Penulis: MA/G12

Top