Bencana Hidrometeorologi Masih Akan Terjadi Hingga Pertengahan Mei 2017

Reading time: 2 menit
bencana hidrometeorologi
Ilustrasi. Foto: sakuntala_stei. flickr.com

Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksikan hingga pertengahan Mei 2017, hujan ekstrem masih berpeluang terjadi selama musim pancaroba berlangsung. Perubahan cuaca yang mendadak diikuti hujan lebat dapat memicu terjadinya banjir, tanah longsor, banjir bandang dan puting beliung.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan, saat ini frekuensi hujan berintensitas tinggi makin sering terjadi. Dampak perubahan iklim global makin meningkatkan frekuensi hujan ekstrem. Degradasi lingkungan dan lahan kritis yang luas menyebabkan daerah makin rentan terjadi bencana. Ditambah lagi banyak masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

“Sekitar 64 juta jiwa masyarakat Indonesia terpapar bahaya banjir sedang hingga tinggi sedangkan 41 juta jiwa terpapar oleh bahaya longsor sedang hingga tinggi,” terang Sutopo di Jakarta, Senin (08/05).

BACA JUGA: BMKG: Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 5 Mei tahun ini saja, lanjut Sutopo, tercatat 1.087 kejadian bencana telah terjadi di wilayah Indonesia. Dampak bencana yang ditimbulkan telah menyebabkan 166 jiwa meninggal dan hilang, 313 jiwa luka-luka, dan 1.036.362 jiwa menderita dan mengungsi.

Bencana juga menyebabkan 14.117 unit rumah rusak dengan rincian 2.578 rumah rusak berat, 2.315 rumah rusak sedang dan 9.224 rumah rusak ringan. Sebanyak 453 fasilitas publik juga rusak, seperti 266 sekolah dan madrasah, 161 fasilitas ibadah dan 26 fasilitas kesehatan.

BACA JUGA: Data Historis Bencana Dibutuhkan untuk Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana

Beberapa penelitian, kata Sutopo, menunjukkan bahwa bencana menimbulkan kemiskinan absolut, dimana petani yang terjerat kredit usaha tani makin bertambah hutangnya ketika bencana merusak lahan pertaniannya. Oleh karena itu, Pengurangan Risiko Bencana (PRB) harus menjadi pengarusutamaan pembangunan di semua sektor.

“Kegiatan PRB adalah investasi pembangunan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap 1 US$ yang digunakan untuk PRB dapat mengurangi kerugian akibat bencana sekitar 7-40 US$. Pencegahan bencana lebih efektif dan efisien daripada penanganan darurat bencana karena bencana dengan dampaknya sudah terjadi ketika tidak ada pencegahan,” tambahnya.

Perubahan cuaca mendadak

Dihubungi secara terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto meminta masyarakat untuk tetap selalu waspada. Yunus menyatakan pada periode peralihan musim saat ini, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih akan terjadi hingga pertengahan Mei 2017.

Ia juga mengatakan, terdapat awan gelap atau awan hujan dan perubahan udara menjadi dingin secara mendadak akibat adanya awan tersebut. Ia mengimbau masyarakat agar tidak berlindung di bawah pohon atau jembatan penyeberangan.

“BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi perubahan cuaca yang mendadak pada sore hari,” katanya.

Penulis: Danny Kosasih

Top