Berantas Hama, Kebun Anggur Vergenoegd Gelar Parade Bebek

Reading time: 2 menit
hama
Foto: vergenoegd.co.za

Daripada mengeluarkan uang dan mencemari udara di sekitar dengan menyemprotkan pestisida, kebun anggur Vergenoegd lebih memilih untuk memanfaatkan ternaknya dalam membasmi hama. Sejak tahun 1984, pada setiap pukul 09.45 pagi, hampir sebanyak 900 ekor bebek jenis Indian Runner dilepaskan di kebun anggur yang terletak di Stellenbosch, Afrika Selatan tersebut untuk menjaga agar perkebunan bebas dari hama siput.

Dikutip dari situs resminya, alasan bebek ras Indian Runner “dipekerjakan” sebagai pemberantas hama karena bentuk badannya yang sesuai sebagai predator hama. “Bebek Indian Runners adalah jenis yang tidak biasa. Mereka berdiri tegak seperti penguin. Dan bukannya mengembara, bebek ini berlari. Bebek ini tidak bisa terbang dan bukannya membuat sarang, mereka biasanya bertelur saat berjalan. Bebek-bebek ini hampir tidak membuat kebisingan, hanya betina yang berceloteh,” tulis Vergenoegd di web resminya.

Badan bebek Indian Runners yang tegak dan cukup tinggi sesuai untuk menangkap siput dari tanaman anggur yang dibuat merambat ke atas. Selain itu, badan bebek cukup kurus sehingga dapat masuk ke sela-sela yang tidak terjangkau tangan manusia. “Oleh karena itu, mereka adalah jenis yang sempurna untuk digunakan di tanaman merambat (seperti anggur) karena menghabiskan hari-harinya dengan mencari siput dan bekicot,” tambahnya.

hama

Foto: vergenoegd.co.za

Dari pekerjaannya tersebut, para bebek tentu saja dapat memperoleh makanan segar sepanjang hari, kebun pemilik menjadi bebas hama, sementara pengunjung kebun anggur dapat menyaksikan sebuah parade yang menyenangkan dua kali sehari.

“Kami telah memiliki program yang meneliti dan mengembangbiakkan bebek untuk menjaga agar unggas tetap produktif, sehat dan bahagia. Bagi tamu yang penasaran dapat melakukan tur kandang bebek dengan salah satu penggembala bebek ramah kami,” tulis Vergenoegd di laman resminya.

Namun, hal ini ternyata bukan sesuatu yang baru. Livestock Conservancy menyatakan bahwa bebek dikatakan muncul dalam relief candi di Jawa dan telah dimanfaatkan oleh petani Cina selama ratusan tahun.

“Kawanan bebek telah dilatih untuk tetap mengikuti penggembala yang memegang tongkat bambu yang ujungnya diikatkan kain. Bebek-bebek tersebut dibawa ke sawah dan ladang pada siang hari untuk memakan biji gulma, siput, serangga, ulat, dan hewan-hewan kecil lainnya,” ujar Livestock Conservancy.

Sebagai informasi, kebun anggur yang didirikan sejak tahun 1696 ini telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendirikan Vergenoegd Waterbird Habitat Project. Program ini adalah sebagai wujud usaha dalam konservasi khususnya burung.

Hal tersebut dilatar belakangi oleh karena banyaknya bendungan atau saluran irigasi pertanian di Afrika Selatan yang tandus dengan polusi yang tinggi dan komposisi nutrisi yang tidak seimbang. Gagasan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah pedoman agar bagaimana seorang pemilik lahan dapat mengubah badan air atau lahan basah miliknya menjadi habitat yang sempurna untuk semua jenis burung air.

Penulis: Ayu Ratna Mutia

Top