BNPB Latih 28 Peserta Daerah Lintas Sektor

Reading time: 2 menit
bnpb
Foto: BNPB via Facebook

Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan United States Forest Service (USFS) dan USAID melatih 28 peserta dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BNPB, TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi. Pelatihan yang diberikan mengenai Incident Command System (ICS).

Kepala Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja menjelaskan, ICS merupakan manajemen yang diterapkan pada tingkat taktis operasional. Pemahaman konsep ICS, katanya, sangat diperlukan oleh para pelaku di daerah untuk memperkuat sistem komando penanganan darurat bencana.

BACA JUGA: BNPB Jajaki Kerjasama Penggunaan Teknologi Prediksi Gempa dengan Jepang

Wisnu menambahkan bahwa konsep ICS perlu diberikan kepada pelaku tanggap darurat bencana di tingkat daerah, khususnya aparatur pemerintah daerah. “Ini dilatarbelakangi bahwa mereka pada dasarnya pemegang fungsi komando dan kendali utama apabila terjadi bencana atau insiden,” terangnya kepada Greeners,” Jakarta, Kamis (04/05).

ICS sendiri merupakan konsep manajemen yang dikembangkan oleh Amerika Serikat yang berawal dari penanganan insiden kebakaran hutan yang cukup besar di California pada tahun 1970an. ICS ini memiliki lima fungsi utama untuk operasi penanganan darurat bencana. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB memaparkan kelima fungsi tersebut antara lain komando, operasi, perencanaan, logistik serta keuangan dan administrasi.

BACA JUGA: BNPB and MIT Launches PetaBencana.id

Kelima fungsi tersebut, terusnya, perlu diterapkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang sering timbul dalam penanganan bencana jenis apapun, seperti satu supervisor bertanggung jawab untuk mengelola begitu banyak bawahan atau sumberdaya, struktur organisasi penanganan darurat bencana yang digunakan oleh berbagai pihak berbeda-beda, lambatnya ketersediaan informasi yang akurat, sistem komunikasi yang kurang memadai dan tidak compatible satu dengan yang lain, dan tidak adanya proses perencanaan yang terkoordinasi secara terstruktur di antara para pelaku tanggap darurat.

“Indonesia itu merupakan salah satu negara di antara 7 negara di kawasan ASEAN yang mempelajari ICS. Sementara itu, Thailand dan Filipina telah mengoperasionalkan adaptasi ICS dalam sistem penanggulangan bencana,” kata Wisnu.

Penulis: Danny Kosasih

Top