BRG Siapkan Peternakan Sapi di Atas Lahan Gambut

Reading time: 2 menit
peternakan sapi
Kepala BRG Nazir Foead saat berkunjung ke Desa Tanjung Taruna, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (20/12). Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Pulang Pisau (Greeners) – Badan Restorasi Gambut (BRG) menetapkan konsep revitalisasi kehidupan masyarakat sebagai salah satu fokus restorasi. Yang terbaru ialah percobaan untuk memulai ternak sapi di atas lahan gambut di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Selain sebagai pendapatan bagi warga, juga berfungsi untuk mengatasi masalah impor daging sapi yang selama ini menghantui Indonesia.

Kepala BRG Nazir Foead mengatakan bahwa jenis sapi yang coba dikembangkan saat ini ialah sapi bali. Pertimbangannya, sapi tersebut adaptif terhadap kondisi pakan serta iklim yang berbeda dari daerah asalnya. Sebagai proyek awal, nantinya akan disiapkan 10 sapi jantan untuk penggemukan, 40 sapi betina untuk inseminasi buatan dan 2 sapi jantan untuk pembuahan alami.

“Target awalnya itu masyarakat dapat merasakan hasilnya dalam lima bulan dengan menjual sapi yang diproyeksikan sebagai sapi penggemukan. Uang tersebut, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk operasional masyarakat peduli api (MPA) yang membutuhkan biaya untuk perawatan peralatan sumur bor mereka,” kata Nazir di sela-sela kunjungan lapangan di Desa Tanjung Taruna, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (20/12).

BACA JUGA: BRG Siapkan Masyarakat untuk Pembangunan Tabat Gambut

Robertho Imanuel Aden selaku Manajer Proyek Pengembangan Sapi di ekosistem gambut menambahkan, dalam 4 tahun ke depan, diharapkan masyarakat dapat menumbuhkan jenis rumput gajah dan peking sebagai pangan utama. Pasalnya, rumput kumpai minyak yang saat ini dijadikan pakan tidak terlalu banyak memiliki kandungan mineral yang baik. Akibatnya, Robertho dan tim mengajarkan masyarakat untuk menambahkan konsentrat sebagai pakan tambahan.

“Selain itu, kami juga coba agar kotorannya dapat dijadikan biogas. Jadi kami manfaatkan metannya untuk kemudian jadi bahan bakar,” tambah Robertho.

BACA JUGA: BRG Siapkan Bisnis Model Untuk Paket Kebijakan Investasi Gambut

Selain itu, pengembangan sapi bali juga berfungsi untuk memanfaatkan kumpai minyak yang tumbuh subur di kawasan gambut. Di Desa Tanjung Taruna, secara khusus, terdapat 2 hektare kawasan yang menjadi tempat tumbuh rumput kumpai minyak.

“Konsep pengembangan keekonomian di kawasan gambut perlu mendengarkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, BRG rajin untuk memfasilitasi dan mengumpulkan seluruh aspirasi masyarakat tersebut untuk kemudian coba diaplikasikan sebagai pengembangan ekonomi gambut berbasis komunitas lokal,” kata Nazir.

Penulis: Danny Kosasih

Top