Desa Kalisari Targetkan Seluruh Limbah Tahu Jadi Biogasari

Reading time: 2 menit

Banyumas (Greeners) -Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) menargetkan seluruh limbah industri tahu di daerah setempat diolah menjadi biogas pada 2014 mendatang. Jika tercapai, maka ada 300 rumah yang bakal teraliri biogas yang digunakan untuk bahan bakar kompor.

Kepala Desa Kalisari H Wibowo mengungkapkan hingga kini desanya telah mampu mencukupi kebutuhan gas untuk 100 rumah lebih. “Biogas tersebut merupakan hasil dari pengolahan limbah tahu. Kebetulan di Desa Kalisari merupakan sentra pembuatan tahu. Karena dari dari seribu keluarga lebih, ada 300 lebih rumah yang menjadi UKM tahu,”jelas Wibowo, Rabu (27/3).

Dikatakan oleh Wibowo, tahun 2013 hingga 2014 mendatang, pihaknya mendapat dana sekitar Rp3,5 miliar untuk pengembangan biogas. “Dana tersebut berasal dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jateng yang dikucurkan secara bertahap selama dua tahun berturut-turut. Tahun ini baru Rp1,5 miliar, sisanya tahun berikutnya,”kata Wibowo.

Menurutnya, dana tersebut untuk pembuatan reaktor atau digester dan infrastruktur teknologi lainnya. “Nantinya, reaktor tersebut bakal mengolah limbah tahu sebanyak 4,5 ton per hari yang berasal dari 148 perajin tahu. Dari hasil tersebut, setidaknya ada 200-an rumah yang bakal dilayani biogas,”tambahnya.

Sebelumnya, pada 2012 lalu, BLH Jateng telah membantu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang menghasilkan biogas.

“Kapasitasnya mencapai 1,4 ton dengan limbah cair sebanyak 9.800 liter yang berasal dari 45 UKM tahu. Saat sekarang biogas telah melayani 42 keluarga. Tetapi sebetulnya, kapasitasnya masih bisa melayani sampai 71 keluarga. Itu berdasarkan penelitian dari ahli BPPT dan Kementrian Ristek,”ujar Wibowo.

Menurut dia, teknologi biogas di Desa Kalisari pertama kali digarap oleh BPPT dan Kementerian Ristek. “Sebelum teknologi biogas, diawali dengan pembangunan IPAL yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang kemudian dilanjutkan oleh BPPT dan Kementerian Ristek dengan membuat instalasi biogas percobaan. Ternyata hasilnya sangat bagus,”kata Wibowo.

Dikatakannya, biogas mampu mencukupi kebutuhan gas 27 keluarga yang dihasilkan dari 5 ribu liter limbah tahu 19 UKM. “Itu merupakan tonggak pemanfaatkan biogas berbahan baku limbah tahu di Desa Kalisari. Selain menghasilkan biogas, limbahnya juga aman bagi lingkungan. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan limbah dari UKM tanpa diolah. Misalnya pH yang sebelumnya 4,5 kini menjadi 6,9 atau hampir netral,”ujarnya.

Dengan optimalnya fungsi instalasi yang menghasilkan biogas tersebut, lanjut Wibowo, maka dirinya optimis tujuan Kalisari sebagai desa mandiri akan terwujud. “Yang terpenting adalah menjaga konsistensi dari masyarakat untuk mengelola. Sebab, pengelolaannya diserahkan kepada masing-masing kelompok di sekitar IPAL,”kata Wibowo.

Pemanfaatan biogas mampu menghemat konsumsi elpiji. “Misalnya dalam satu keluarga, setiap bulan konsumsi elpiji 3 kg antara 3-4 tabung. Pemanfaatan biogas tidak hanya warga yang memiliki UKM tahu, tetapi juga keluarga tidak mampu,”tambahnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Banyumas Anton Adi Wahyono mengungkapkan bahwa Kalisari menjadi contoh desa mandiri energi. “Di Banyumas, pemanfaatan energi terbarukan paling bagus di Desa Kalisari. Di desa setempat, merupakan sampel industri kecil berwawasan lingkungan dan mampu menghasilkan energi terbarukan.” (G12)

Top