Diduga Eksploitasi Lumba-lumba, Resort di Bali di Petisi Ribuan Orang

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Petisi dengan tuntutan untuk menghentikan pertunjukan atau atraksi lumba-lumba kembali terjadi. Kali ini, petisi yang digalakan melalui situs Change.org dilakukan oleh peselancar asal Australia bernama Craig Brokensha. Ia mempetisi objek wisata sekaligus resort di Gianyar, Bali, bernama Wake Bali Dolphin.

Petisi ini ia buat karena di resort tersebut terdapat empat ekor lumba-lumba yang disangkakan hidup di kolam kecil berukuran 10 x 20 meter dan berkaporit tinggi.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jendral (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Tachrir Fathoni mengatakan akan mengirimkan tim untuk mengunjungi lokasi resort di Pulau Dewata tersebut.

“Nanti kita kirim tim ke sana ya, kita lihat apakah ada penyimpangan teknik terkait animal welfare,” ujarnya saat dihubungi oleh Greeners, Jakarta, Selasa (14/07).

Lebih lanjut Tachrir menyatakan bahwa secara aturan memang dibolehkan sebuah lembaga untuk mendapatkan izin seperti yang dimiliki oleh Wake Bali Dolphins. Tapi, katanya lagi, semua itu tetap harus berada pada koridor UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

“Memang Undang-Undang itu tidak membahas standar teknik untuk kesejahteraan hewan. Tapi tetap kalau ternyata ada penyimpangan terkait animal walfare, itu akan kita tindak,” katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting mengakui kalau praktek eksploitasi hewan untuk sebuah pertunjukkan seperti lumba-lumba memang masih marak terjadi dan bahkan bukan hanya di Indonesia.

“Memang babak belur satwa-satwa ini. Di Irlandia sana juga paus dan lumba-lumba masih marak di ekploitasi dan dibantai,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Longgena, saat ini masih sangat dibutuhkan berbagai bentuk pengawasan baik dari masyarakat maupun dari pemerintah, yang dalam hal ini adalah pada tingkat Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan juga Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di setiap wilayah.

Sebagai informasi, seorang turis yang juga peselancar asal Australia, Craig Brokensha membuat sebuah petisi online untuk memprotes sebuah objek wisata di Gianyar, Bali, bernama Wake Bali Dolphin yang memberikan wahana atraksi empat ekor lumba-lumba.

Hingga Kamis (16/07/2015) pukul 20.07, petisi yang berisi ajakan untuk menutup objek wisata tersebut telah mengumpulkan 227.336 pendukung. Petisi ini juga menarik perhatian beberapa media internasional seperti Telegraph dan Dailymail dari Inggris, juga Australian Times dari Australia. Petisi tersebut bisa dilihat pada tautan https://www.change.org/p/wake-bali-dolphins-free-four-wild-dolphins-contained-in-a-tiny-resort-pool. Dibutuhkan 72.664 tandatangan lagi untuk mencapai 300.000 tandatangan.

Penulis: Danny Kosasih

Top