Hotspot Meluas, 93 Titik Api Terdeteksi di Papua

Reading time: 2 menit
titik api
Ilustrasi. Foto: pixabay

Jakarta (Greeners) – Jika selama ini kebakaran hutan dan lahan hanya terjadi di Sumatera dan Kalimantan, khususnya di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kini karhutla juga terjadi di pulau lain. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa sejak tahun 2015 karhutla juga secara luas terjadi di tanah Papua. Kebakaran hutan dan lahan di Papua ini menurutnya harus diwaspadai.

Peningkatan jumlah titik api atau hotspot ini, diakui Sutopo tidak terlepas dari pembukaan perkebunan yang besar-besaran di Papua. Jenis tanah yang terbakar adalah tanah gambut dan mineral. Berdasarkan pantauan citra satelit, perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan berlangsung cukup cepat dan luas di Papua. Aktivitas ini disertai dengan peningkatan kebakaran hutan dan lahan dalam pembersihan lahan.

BACA JUGA: Sebanyak 282 Hotspot Terdeteksi secara Nasional

“Sebagai gambaran, hasil analisis penginderaan jauh selama 1/7/2015 hingga 20/10/2015 oleh Lapan, luas hutan dan lahan yang terbakar di Papua mencapai 354.191 hektare. Kebakaran hutan dan lahan di Papua ini banyak terjadi di Kabupaten Merauke dan Mappi. Luasnya hutan dan lahan yang terbakar saat itu sulit dipadamkan karena berada pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana prasarana dan personil untuk memadamkan api, serta belum adanya BPBD Merauke,” kata Sutopo, Jakarta, Selasa (08/08).

Saat ini pantauan satelit mengindikasikan bahwa kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di Merauke, Papua. Meski dampak lingkungan yang ditimbulkan tidak separah di Sumatera dan Kalimantan namun tetap perlu dilakukan upaya pencegahan agat tidak berulang dan meluas. Hutan dan keanekaragaman hayati di Papua perlu dipertahankan agar tidak mudah dikonversi menjadi penggunaan lain dan tidak terbakar.

“Musim kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober nanti. Puncak musim kemarau diperkirakan pada September mendatang. Potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan pun akan meningkat,” tutupnya.

BACA JUGA: Satelit NOAA Deteksi 64 Titik Api Baru di Seluruh Indonesia

Hasil pemantauan melalui satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN pada Senin (7/8/2017) pukul 16.00 WIB terdapat 158 hotspot kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sebaran dari 158 hotspot adalah Papua 93, Jawa Timur 17, Sulteng 1, Kaltim 1, Kalsel 1, Kalteng 3, Jabar 3, Jateng 2, NTT 13, NTB 11, Kaltara 3, Sulsel 1, Sumbar 3, Riau 1, Bengkulu 1, Aceh 1, Sumsel 2, dan Sumut 1.

Dari data tersebut, Papua merupakan daerah dengan jumlah hotspot yang melonjak yaitu dari 7 hotspot pada Minggu (6/8/2017) meningkat menjadi 93 hotspot pada Selasa (7/8/2017). Hotspot ini terpusat di Kabupaten Merauke (92 hotspot) dan Mamberamo Tengah (1 hotspot).

Penulis: Danny Kosasih

Top