Idul Fitri Harus Jadi Momentum Menjadi Pribadi yang Bersih

Reading time: 2 menit
idul fitri
Mesjid Istiqlal di Jakarta. Foto: commons.wikimedia.org

Jakarta (Greeners) – Hari Idul Fitri sejatinya adalah hari kemenangan yang bermakna umat Islam kembali bersih dan suci setelah sebulan penuh berlatih membersihkan fisik dan hati, dengan melaksanakan berbagai ibadah di bulan Ramadhan.

Puasa sendiri selain memiliki makna pembersihan hati dengan mengendalikan berbagai nafsu duniawi yang cenderung kotor, juga telah banyak diteliti dan diakui sebagai suatu ritual yang bisa membersihkan tubuh dari berbagai efek negatif dari setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi selama Ramadhan.

Sayangnya, melakukan puasa belum cukup mampu menyentuh kesadaran untuk berperilaku lebih baik dan menjaga diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Salah satu contoh adalah masih bertebarannya koran bekas alas sholat yang berakhir menjadi sampah.

BACA JUGA: Sampah Plastik Sachet Banyak Ditemukan di Garis Pantai Indonesia

Menanggapi fenomena tersebut, Sekretaris Jendral Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa shalat Idul Fitri adalah ibadah yang tidak sekadar ritual tetapi juga perwujudan rasa syukur kepada Allah dan perwujudan perilaku akhlak mulia. Karena itu, ibadah Idul Fitri hendaknya menjadi momentum syiar Islam. Salah satu dari perwujudan akhlak dan syiar Islam adalah menjaga kebersihan.

“Sesuai pengertian bahasanya, fitrah berarti bersih, suci. Jika dikaitkan dengan Idul Fitri, maka setelah menunaikan ibadah puasa manusia bersih dari hal-hal yang mengotori iman dan hati,” katanya kepada Greeners, Jakarta, Kamis (22/06).

BACA JUGA: Menteri LHK Tegaskan Pengelolaan Lingkungan Tidak Lagi Dilakukan Secara Primitif

Wujud dari hati dan iman yang bersih ini, lanjutnya, adalah perilaku manusia yang senantiasa hidup bersih. Untuk itu, ia mengimbau agar umat Islam hendaknya menjaga kebersihan terutama setelah melaksanakan shalat Idul Fitri. Panitia hendaknya menyediakan tempat untuk menampung sampah dan membersihkan sampah.

Ia pun mengatakan akan lebih bagus jika masing-masing jamaah membawa sajadah lebih dari satu buah sehingga bisa dibagi dengan jamaah lain. “Alternatif lainnya kan bisa juga membawa kantong sampah dan langsung membersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar lokasi shalat. Atau bisa juga membawa tikar plastik agar bisa digunakan oleh dua atau tiga jamaan lainnya,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top