Indonesia Belum Memiliki Tempat Pembuangan Limbah Elektronik

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: ist.

Jakarta (Greeners) – Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) mengakui, bahwa hingga saat ini Indonesia masih belum memiliki tempat pembuangan akhir limbah elektronik.

Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Sampah, Rasio Ridho Sani mengungkapkan bahwa saat ini KLH hanya mampu mendorong perusahaan-perusahaan untuk bisa memanfaatkan limbah-limbah elektronik ini.

“Memang belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus untuk limbah-limbah elektronik ini. Tapi, kita terus mendorong agar perusahaan mau memanfaatkan limbah-limbah elektronik mereka,” ujar Ridho kepada Greeners, Jakarta, Rabu (03/09).

Pria yang akrab disapa Roy ini juga menjelaskan bahwa saat ini sudah banyak perusahaan yang bekerjasama dengan beberapa produsen dari perangkat elektronik yang ada di Indonesia.

Tumpukan sampah elektronik di Pasar Kebayoran Lama. Foto diambil pada Jumat (22/08) lalu. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Tumpukan sampah elektronik di Pasar Kebayoran Lama. Foto diambil pada Jumat (22/08) lalu. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

 

Kedepan, lanjut Roy, KLH akan mendorong lagi extended producer responsibility (EPR), dengan harapan para produsen elektronik mampu bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tertentu untuk mengumpulkan limbah elektronik, dan dengan perusahaan lain yang mampu memanfaatkan limbah elektronik.

“Ini pasti akan lebih bermanfaat bagi mereka untuk bisa memproduksi lebih lanjut produk-produk mereka,” katanya.

Seperti diketahui, konsumsi perangkat elektronik di Indonesia ,khususnya Jakarta, terbilang cukup tinggi. Namun, yang menjadi masalah, setiap kali masyarakat mengganti produk elektronik mereka yang sudah lama atau rusak dengan produk elektronik yang baru, tidak ada yang tahu kemana larinya sampah-sampah elektronik tersebut.

Roy mengatakan, kebanyakan dari pemulung atau toko-toko elektronik memilih bagian sampah perangkat keras yang sudah tidak layak pakai untuk kembali diproses dalam pembuatan perangkat keras baru lainnya.

Dikanibalin lah, istilahnya, begitu,” pungkas Roy.

(G09)

Top