Keanekaragaman Hayati Jakarta Menanti untuk Diungkap

Reading time: 2 menit
Katak pohon bergaris (Polypedates leucomystax) hasil pengamatan di Buperta Cibubur, Jakarta Timur. Foto: greeners.co/Ahmad Baihaqi (Indonesia Wildlife Photography)

Jakarta (Greeners) – Kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimiliki oleh DKI Jakarta ternyata tidak menghilangkan keberadaan biodiversitas (keanekaragaman hayati) baik flora maupun fauna yang dimiliki oleh Ibukota. Terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa, kelompok pecinta alam, siswa SMA, dan masyarakat umum, menunjukkan potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Jakarta masih cukup banyak.

Ahmad Baihaqi, lulusan Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta yang juga Koordinator dari kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati di Jakarta ini mengatakan bahwa dari hasil pemantauan yang dilakukan di 28 titik RTH di DKI Jakarta selama empat bulan dari bulan April hingga Juli 2015, telah dijumpai 58 jenis burung, 28 jenis capung, 29 jenis kupu-kupu, 17 jenis herpetofauna dan 8 jenis mamalia.

Pemuda yang akrab disapa Abay ini menyatakan kemungkinan besar masih terdapat banyak keanekaragaman hayati lainnya yang belum teramati dan jumlah jenisnya kemungkinan dapat bertambah.

“Keanekaragaman hayati yang diamati itu meliputi burung, capung, kupu-kupu, herpetofauna (amfibi, dan reptil) serta mamalia,” jelas Abay saat dihubungi oleh Greeners, Jakarta, Jumat (06/11).

Peserta kegiatan Cap(na)ture Jakarta. Foto: greeners.co/Ahmad Baihaqi (Indonesia Wildlife Photography)

Peserta kegiatan Cap(na)ture Jakarta. Foto: greeners.co/Ahmad Baihaqi (Indonesia Wildlife Photography)

Sebagai informasi, kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati yang dikoordinir oleh Abay ini bertajuk Cap(na)ture Jakarta telah dituangkan dalam bentuk buku “Geledah Jakarta, Menguak Potensi Keanekaragaman Hayati Ibu Kota” lengkap dengan foto-foto dan keterangan yang sangat membantu untuk melakukan identifikasi.

Kegiatan ini juga diinisiasi oleh Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI bekerja sama dengan Fakultas Biologi Universitas Nasional dan Komunitas Peta Hijau Jakarta, serta komunitas peduli lingkungan lainnya seperti Biological Science Club (BScC), Indonesia Wildlife Photography (IWP) dan Jakarta Birdwatcher Society (JBS). Buku ini diakui Abay belum memuat seluruh biodiversitas di RTH Jakarta karena pengamatan belum difokuskan untuk seluruh biota di seluruh kawasan RTH.

Meski demikian, Rosyid Nurul Hakim, Officer Edukasi dan Outrech Yayasan KEHATI, menyatakan bahwa buku ini tetap dapat dijadikan sebagai referensi awal tentang biodiversitas RTH Jakarta. Buku ini juga mampu menjadi bukti bahwa meski terkadang anak muda terkesan kurang serius, tetapi mereka dapat menghasilkan karya ilmiah yang serius.

“Kesimpulannya kami menemukan ada banyak potensi keanekaragaman hayati yang menarik di setiap RTH di Jakarta, oleh karena itu sangat penting untuk menjaga atau menambah RTH di jakarta,” pungkasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top