Patahan Kendeng Aktif, Daerah Probolinggo Rawan Gempa dan Tsunami Kecil

Reading time: 2 menit
patahan kendeng
Ilustrasi: Ist.

Probolinggo (Greeners) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyebut wilayah di Tapal Kuda, Jawa Timur, berpotensi terkena gempa dan tsunami. Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengatakan bahwa potensi itu terjadi karena adanya patahan atau sesar Kendeng yang sempat ‘tidur’ saat ini aktif kembali.

“Dari kajian BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) patahan Kendeng sempat tidak aktif dan saat ini kembali aktif sehingga berpotensi menyebabkan gempa dan tsunami,” kata Dwijoko, Sabtu (10/12).

BACA JUGA: Tahun 2016 Catatkan Rekor Kejadian Bencana Tertinggi

Menurut Dwijoko, patahan Kendeng sepanjang sekitar 300 kilometer itu membujur mulai dari perairan utara Bali hingga perairan Semarang yang ada di Jawa Tengah. Lempeng ini melintasi Kabupaten Probolinggo sehingga berpotensi mengalami gempa serta tsunami.

“Keberadaan lempeng tektonik tersebut meski sebelumnya sempat tidak aktif, namun berdasarkan temuan para ahli geologi, patahan atau sesar Kendeng itu akhir-akhir ini mengalami pergeseran lempeng tektonik berkisar 5-6 mm per tahun. Potensi gempa yang diakibatkannya pun tak terlalu besar, hanya berkisar 1- 2 skala Richter,” ungkapnya.

patahan kendeng

Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi. Foto: greeners.co/Muhajir Arifin

BPBD Kabupaten Probolinggo mengetengahkan peta rawan bencana gempa. Dari peta tersebut, ada ratusan desa di tujuh kecamatan yang berada di jalur pantura Probolinggo termasuk dalam kawasan yang berpotensi mengalami gempa tektonik akibat pergerakan patahan Kendeng. “Gempa tektonik ini yang berpotensi menyebabkan adanya tsunami,” jelasnya.

Selain faktor patahan Kendeng, Dwijoko mengungkapkan potensi gempa di Kabupaten Probolinggo juga terjadi karena adanya tiga gunung api di Kabupaten Probolinggo. “Ketiga gunung api itu yakni Gunung Bromo, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Kedua gunung api yang disebut terakhir sudah lama tidak aktif,” jelasnya.

BACA JUGA: Jalan Kaki Rembang-Semarang, JMPPK Tak Ditemui Gubernur

Dwijoko mengimbau masyarakat khususnya di kawasan pesisir lebih siap dan waspada apabila terjadi gempa agar segera melakukan evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi apabila air laut tiba-tiba surut pasca terjadinya gempa.

“Kami minta warga tenang karena potensi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami diprediksi tidak akan terlalu besar, jika dibandingkan dengan potensi gempa bumi dan tsunami di daerah selatan Jawa,” tutupnya.

Penulis: MA/G12

Top