Penggunaan Sumur Bor untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan Akan Dimaksimalkan

Reading time: < 1 menit
penggunaan sumur bor
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Badan Restorasi Gambut (BRG) akan memaksimalkan penggunaan sumur bor sebagai bentuk pencegahan kebakaran hutan di empat Kabupaten prioritas dalam upaya mitigasi kebakaran di area tersebut.

Kepala BRG Nazir Foead mengatakan penggunaan sumur bor bisa menjadi alternatif jangka pendek mitigasi kebakaran lahan gambut. Sumur bor dibuat dengan kedalaman 20 meter yang bisa menyimpan air sebanyak 14 ribu liter. Satu sumur bor dapat mencakup hingga 3 hektare wilayah pemadaman. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu sumur bor pun relatif murah, sekitar Rp2,5 juta.

BACA JUGA: Badan Restorasi Gambut Tuntaskan 200 Sumur Bor di Pulang Pisau

“Penggunaan sumur bor sangat efektif dan efisien untuk menjaga kadar air di wilayah gambut. Sumur bor lebih cepat untuk membasahi lahan gambut yang kering. Ini yang akan kita lakukan sesuai dengan hasil rapat terbatas bersama Presiden,” jelas Nazir, Jakarta, Senin (15/08).

Jika dibandingkan dengan mobil tanki air, terusnya, penggunaan sumur bor mampu memadamkan titik api kebakaran hanya dalam waktu tiga jam saja sedangkan mobil tanki air memerlukan sekitar 5–6 jam untuk memadamkan titik api.

BACA JUGA: BRG Petakan Empat Kabupaten Prioritas Restorasi Gambut

Selain itu, mobil tangki air memiliki daya tampung terbatas dan membutuhkan biaya operasional. Sekali beroperasi, mobil tersebut hanya mampu menampung sekitar 5.000 liter air serta membutuhkan waktu saat pengisian ulang.

“BRG memang telah mencanangkan program pemanfaatan sumur bor di beberapa wilayah prioritas dan rawan kebakaran gambut. Kalimantan Tengah, Riau, dan Kalimantan Selatan telah mencanangkan pemanfaatan sumur bor dari total tujuh provinsi prioritas BRG,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top