Peningkatan Suhu Menurunkan Pemasukan Ekonomi

Reading time: 2 menit
peningkatan suhu
Hasil dari penelitian Heat-Shield menunjukkan sektor yang paling terkena dampak dari peningkatan suhu akan banyak meliputi pekerjaan luar ruangan dan juga dalam ruangan yang tidak memiliki atau sedikit akses ke pendingin ruangan. Ilustrasi: wikemedia commons

LONDON, 4 September 2017 − Kita kepanasan, kita kelelahan, dan kita bekerja lebih singkat. Peningkatkan suhu akibat perubahan iklim tidak hanya mengancam untuk menghancurkan ekosistem di dunia di mana hewan dan manusia bergantung hidup, namun peningkatan panas di tempat kerja akan mengarah kepada penurunan signifikan terhadap produktivitas ekonomi.

Penelitian yang masih berlangsung terkait dengan dampak peningkatan suhu pada sektor ekonomi memperlihatkan adanya penurunan produktivitas hingga 25 persen pada beberapa kasus.

Profesor Lars Nybo, wakil kepala Departemen Olahraga dan Nutrisi dari University of Copenhagen di Denmark, kini sedang melakukan penelitian yang disebut Heat-Shield (perisai panas) untuk proyek Uni Eropa.

Proyek ini menganalisa kenaikan suhu dapat berpengaruh kepada kesehatan dan produktivitas pekerja di bidang pertanian, transportasi, konstruksi, manufaktur dan turisme di Eropa.

Aspek hijau

“Ketika kita berbicara tentang perubahan iklim, fokus biasanya pada aspek “hijau’ atas apa yang akan terjadi di masa depan,” jelas Nybo pada jurnal online ScienceNordic.

“Namun, jika kalian ingin politisi dan pihak berpengaruh lainnya dapat melakukan sesuatu terkait dengan permasalahan peningkatan suhu, kalian juga perlu memahami aspek ekonomi. Ini yang menjadi fokus penelitian kami dan hasil awal kami menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat meningkat hingga 25 persen dari produktivitas sebuah perusahaan.”

Produktivitas ekonomi akan menurun tidak hanya di beberapa bagian di dunia yang sudah mengalami panas ekstrim, seperti di selatan Eropa, Timur Tengah, dan negara bagian selatan AS, namun juga di negara-negara dan perusahaan di Eropa timur, yang mengalami penurunan ekonomi drastis.

Tidak mengejutkan, hasil dari penelitian Heat-Shield menunjukkan sektor yang paling terkena dampak dari peningkatan suhu akan banyak meliputi pekerjaan luar ruangan dan juga dalam ruangan yang tidak memiliki atau sedikit akses ke pendingin ruangan.

“Di Uni Eropa, perusahaan ini mencakup 40 hingga 50 persen dari kedua tempat kerja dan produksi domestik bruto,” jelas Nybo.

“Jika produktivitas di sektor-sektor ini menurun hingga lima persen akan memberikan dampak yang besar.”

Hasil terbaru dari penelitian pergerakan waktu di sektor pertanian di Cyprus menunjukkan bahwa jam kerja para pekerja di sektor tersebut menurun hingga 25 persen ketika suhu mencapai 35 derajat Celcius dibandingkan dengan suhu 25 derajat Celcius atau lebih rendah. Peningkatan suhu juga memicu kecelakaan di tempat kerja.

Nybo mengatakan bahwa perkiraan sebelumnya memperlihatkan peningkatan suhu global akan menghasilkan penurunan produktivitas global antara satu hingga dua persen, berdasarkan perhitungan konservatif.

Solusi berkelanjutan

“Sangat paradoksikal saat, misalnya, Donald Trump mengatakan bahwa biaya terlalu mahal untuk menangani perubahan iklim ketika kita melihat bahwa akan jauh lebih mahal apabila kita tidak menghadapi masalah tersebut,” jelas Nybo.

“Beralih kepada solusi lebih hijau dan berkelanjutan akan membutuhkan investasi namun ada insentif ekonomi yang kentara pada jangka panjang.”

Peningkatan suhu sering disalahkan untuk peningkatan pada laju kematian pada pekerja asing yang terlibat di proyek konstruksi di Qatar.

Penelitian tahun 2016 oleh Max Planck Institute di Jerman menyimpulkan bahwa sepanjang Timur Tengah dan Afrika Utara, intensitas panas akan membuat bekerja di luar ruangan menjadi sangat tidak mungkin , pada pertengahan abad ini. – Climate News Network

Top