Penyebaran Virus Zika, Kemenkes Berencana Keluarkan Travel Advisory

Reading time: 2 menit
travel advisory
Foto: conifeconifer/flickr.com

Jakarta (Greeners) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan segera mengeluarkan travel advisory atau saran bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri terkait bertambahnya kasus zika di Singapura, dari sebelumnya 41 kasus menjadi 82 kasus.

Menteri Kesehatan Nila Farid Moloek dalam keterangan resminya mengatakan bahwa Indonesia telah melakukan langkah-langkah pencegahan infeksi zika dengan menginstruksikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang datang ke Indonesia, khususnya dari negara yang terinfeksi Zika seperti Brazil dan Singapura. Pengecekan yang dilakukan antara lain dengan pengambilan darah dan pemberian health alert card.

“Singapura sudah terbukti ada peningkatan infeksi virus Zika, oleh karena itu kita harus waspada. Kita akan keluarkan travel advisory dan kita sedang komunikasikan dengan Kementerian Luar Negri,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Kamis (01/09).

BACA JUGA: Kemenkes Pastikan Tidak Ada Virus Zika di Indonesia

Kasus penyebaran virus zika telah menyebar secara global ke berbagai negara di dunia. World Health Organization (WHO) bahkan memasukkan kasus ini ke dalam Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Saat ini, Indonesia telah meningkatkan kewaspadaan terkait kasus zika yang terjadi di Singapura.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM saat dihubungi oleh Greeners mengatakan, hingga saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus positif zika. Adapun satu kasus yang pernah ditemukan di Jambi didasarkan dari laporan Lembaga Eijkman. Laporan ini dibuat setelah dilakukan penelitian oleh Eijkman ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue di Jambi pada tahun 2014.

BACA JUGA: Waspadai Penyebaran Virus Zika

Subuh menegaskan, temuan satu kasus positif zika di Jambi tersebut merupakan hasil dari lembaga Eijkman, bukan hasil resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. “Perlu saya tegaskan kembali di Indonesia belum ditemukan atau dilaporkan adanya kasus positif zika pada manusia. Jadi hasil yang ditemukan oleh lembaga Eijkman itu adalah lembaga riset, sementara yang resmi adalah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) kita,” tegasnya.

Sebagai informasi, penularan virus zika bisa terjadi melalui nyamuk Aedes aegypty yang merupakan nyamuk dengan pola yang sama dalam menularkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada dan lebih berhati-hati ketika bepergian keluar negeri terutama bagi ibu hamil.

Penulis: Danny Kosasih

Top