PLN Percepat Pembersihan Mesin Pendingin Pasca “Serangan” Ubur-Ubur

Reading time: 2 menit
Ubur-ubur. Ilustrasi: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Pasca masuknya ribuan ubur-ubur ke dalam sistem air pendingin utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 9 yang berlokasi di Probolinggo JawaTimur, upaya perbaikan terus dilakukan oleh salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero), PT PJB PLTU Paiton 9.

Agung Murdifi, Manajer Senior Public Relations PT PLN, dalam keterangan resminya mengatakan, upaya perbaikan yang dilakukan diantaranya dengan melakukan pembersihan ubur-ubur disepanjang laluan sistem air pendingin utama dan menambah jellyfish net permanen disekitar intake kanal.

“Sebanyak kurang lebih 90 personel dikerahkan untuk upaya pembersihan dan perbaikan pada peralatan-peralatan yang terdampak akibat serangan ubur-ubur ini,” katanya, Jakarta, Sabtu (30/04).

Agung menjelaskan jumlah ubur-ubur yang banyak dan tekstur ubur-ubur yang lembut dan halus membuat upaya pembersihan menjadi lebih sulit.

Sebelumnya, dikatakan oleh, Arief Teguh Sutrisno sebagai General Manajer PLTU Paiton 9, sejak tahun 2012 PLTU Paiton 9 telah melakukan antisipasi serangan ubur-ubur yang biasanya terjadi di bulan Mei. Namun untuk tahun ini, fenomena kedatangan ubur-ubur jumlahnya jauh lebih banyak.

“Kami sebenarnya telah memasang jaring-jaring permanen untuk menghalau dan menghadang ubur-ubur masuk kedalam laluan sistem air pendingin utama,” tambahnya.

Terkait fenomena banyaknya ubur-ubur kali ini, Arief beranggapan hal ini terkait dengan dimulainya musim dingin di Australia dan adanya pergantian musim di daerah JawaTimur.

Kedatangan ubur-ubur dalam jumlah banyak dan dalam tempo yang cukup mendadak, katanya lagi, baru pertama kali dialami oleh PLTU Paiton 9. Oleh karena itu, pihaknya melakukan pembersihan seluruh laluan sistem air pendingin agar dapat berfungsi sesegera mungkin dan beroperasi kembali seperti semula. PLN juga melakukan modifikasi dengan memasang jellyfish net tambahan.

Terkait dengan fenomena ledakan ubur-ubur ini, Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG, Haritirto Djatmiko mengungkapkan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur mengalami transisi dari musim kemarau ke musim hujan dengan sifat musim kemarau basah, yang artinya berpotensi besar akan mempengaruhi perilaku dari ekosistem laut.

“Selain PLTU Paiton Unit 9, serangan ubur-ubur juga mengganggu kinerja pada sistem air pendingin utama di PLTU Paiton Unit 6, dan hal yang sama juga tengah dilakukan untuk mempercepat proses pembersihan dan perbaikkan peralatan yang terdampak,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top