Populasi Banteng Jawa dan Kakaktua Kecil Jambul Kuning di Jatim Terus Menyusut

Reading time: 2 menit
banteng jawa
Banteng jawa (Bos javanicus). Foto: tontantravel/flickr.com.

Malang (Greeners) – Jumlah spesies banteng jawa (Bos Javanicus) di Jawa Timur terus menyusut dalam kurun empat tahun terakhir atau mulai 2013 hingga 2016. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur memantau populasi banteng jawa ini di tiga kawasan, yaitu Hutan Lindung Londo Lampesan-Jember, Hutan Lindung Lebakharjo-Malang, dan di Perkebunan Trebasala- Banyuwangi.

Pantauan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam menyebutkan jumlah banteng jawa pada tahun 2013 sebanyak 50 ekor, turun menjadi 47 ekor di tahun 2014. Jumlah ini menurun lagi pada tahun 2015 sebanyak 39 ekor, dan di tahun 2016 tersisa 22 ekor.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Ayu Dewi Utari, mengungkapkan, penurunan banteng jawa kemungkinan terjadi karena habitatnya yang terdesak dengan keberadaan perkebunan. “Dijumpai juga kasus banteng yang dimakan anjing liar,” kata Ayu Dewi Utari, Selasa (17/01/2017).

BACA JUGA: KLHK: Keberhasilan Pengelolaan Ekosistem Ada di Luar Ekosistem

Ada empat spesies yang menjadi prioritas BB KSDA Jawa Timur. Selain banteng jawa, BB KSDA Jatim juga memantau ketat spesies kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea abbotti), rusa bawean (Axis kuhlii), dan elang jawa (Nisaetus bartelsi).

Laporan BB KSDA Jatim menyebutkan, kondisi kakatua kecil jambul kuning juga tidak lebih baik dari banteng jawa. Satwa yang berada di Pulau Masakambing, Kabupaten Sumenep, Madura ini tahun 2016 terpantau hanya berjumlah 23 ekor. Tahun sebelumnya atau 2015 berjumlah 22 ekor. Tahun 2014 jumlah satwa ini sebanyak 23 ekor dan di tahun 2013 terpantau 22 ekor.

“Beberapa satwa yang mengalami peningkatan jumlah adalah elang jawa dan rusa bawean,” kata Ayu Dewi.

BB KSDA Jatim memantau elang jawa di tiga wilayah yaitu Blok Hutan Banyulinu Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup, Banyuwangi; Blok Hutan Pancur Perkebunan Kalisat, Bondowoso; dan Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo. “Pada 15 Desember 2016 dilakukan pelepasliaran elang jawa di kawasan Cagar Alam Gunung Picis,” ujar Ayu.

BACA JUGA: KLHK Tetapkan 25 Satwa Prioritas Dilindungi

Jumlah spesies elang jawa selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan dari 8 ekor di tahun 2013 meningkat menjadi 11 ekor di tahun 2014 dan 2015. Jumlah elang jawa terpantau 14 ekor dari hasil pemantauan pada tahun 2016.

Sementara itu, jumlah spesies rusa bawean yang habitatnya di Pulau Bawean juga tidak mengalami perubahan yang berarti. Dari pantauan di tiga lokasi di Pulau Bawean di Kawasan Gunung Besar, Kawasan Gunung Mas, dan Pulau Cina, jumlah rusa bawean pada tahun 2016 berjumlah 303 ekor. Jumlah ini turun dibandingkan tahun 2015 yang terdata 325 ekor. “Tahun 2014 jumlahnya 275 ekor,” kata Ayu.

Ayu juga menjelaskan bahwa pada lembaga-lembaga konservasi di Jawa Timur, turut terpantau beberapa satwa prioritas yang tercatat berkembang seperti tapir, julang mas, babi rusa, rusa sambar, merak, owa jawa, dan lain-lain. Sayangnya belum ada data perincian perkembangan spesies prioritas tersebut.

Penulis: HI/G17

Top