Sungai Tercemar Limbah Pabrik, Warga Pasuruan Mengadu ke Wagub Jatim

Reading time: 2 menit
pasuruan
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (bertopi putih) dan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf (mengenakan jaket oranye) berdialog dengan korban banjir. Foto: greeners.co/Muhajir Arifin

Pasuruan (Greeners) – Warga Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengadu kepada Wakil Gubernur Saifullah Yusuf terkait limbah pabrik yang mencemari sungai desa. Warga mengatakan bahwa pencemaran tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

“Warga mengeluhkan terganggu limbah pabrik kertas selama bertahun-tahun. Saya perintahkan BLH (Badan Lingkungan Hidup) Jatim dan Kabupaten Pasuruan untuk segera turun memastikan ada atau tidak limbah pabrik di sini (sungai),” kata Saifullah Yusuf usai berdialog dengan warga di Kantor Desa Kedungringin, Senin (16/01/2017).

Saifullah mendatangi desa tersebut untuk memberikan bantuan pada korban banjir yang terjadi sejak Jumat lalu. Dalam kunjungan itu, ia mengajak sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan didampingi Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf dan stafnya. Ia membuka dialog dengan warga dan menerima berbagai keluhan, mulai dari banjir yang kerap terjadi hingga pencemaran.

“Keluhan warga soal limbah ini sangat penting dan harus ditindaklanjuti karena pencemaran limbah katanya sudah dirasakan warga selama bertahun-tahun. Harus dijawab jangan sampai tidak dijawab oleh BLH. Apa benar di sini ada pencemaran atau hanya isu,” katanya.

BACA JUGA: Tiga Sebab Pasuruan Langganan Banjir

Ia mengatakan, BLH harus segera turun melakukan penelitian kemudian memberikan laporan pada masyarakat tentang hasil temuannya. “Saya juga minta Pak Kades Kedungringin mengawal aspirasi warga ini,” tandasnya.

Selain itu, Saifullah juga menegaskan masalah limbah merupakan masalah sangat serius dan tidak bisa dipandang sebelah mata. “Masalah limbah, lingkungan ini bukan masalah sepele. Saya baru dengar sekarang, maka saya perintahkan BLH melakukan tes, melakukan uji limbah, apakah pabrik kertas atau pabrik-pabrik lain yang ada di sekitar sini melakukan kesalahan prosedur,” ungkapnya.

Wakil Gubernur yang lebih akrab disapa Gus Ipul ini tidak menjelaskan pabrik kertas dan pabrik-pabrik lain yang dimaksud. Namun di lokasi yang tidak jauh dengan Desa Kedungringin, berdiri pabrik kertas PT Buana Megah Paper Mills tepatnya di Jalan Cangkringmalang KM 40 Beji – Pasuruan.

Selain keluhan limbah, warga mengeluh banjir langganan yang terjadi di desa itu. Terkait hal itu, Gus Ipul mengatakan pihaknya akan melakukan normalisasi Sungai Wrati yang luapannya selalu menyebabkan banjir.

“Banjir di sini dan lokasi lain karena sungai butuh normalisasi, selain itu curah hujan cukup tinggi. Sungai Wrati tahun lalu sudah dilakukan normalisasi sepanjang 4 kilometer, tahun ini semoga mampu 8 kilo meter. Masalah anggaran menjadi kendala dalam normalisasi karena ada 300 sungai di Jatim yang menjadi kewenangan provinsi, beberapa diantaranya di Pasuruan,” terangnya.

BACA JUGA: Dibentuk, Santri Tanggap Bencana di Pasuruan

Bupati Irsyad sendiri mengatakan bahwa selain normalisasi yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi, pihaknya juga akan mengupayakan pembangunan lima pintu air di desa tersebut agar pembuangan air efektif sehingga banjir bisa dikendalikan.

“Selain itu ada solusi jangka panjang. Di sekitar sini ada lahan 25 hektare yang tidak bisa dimanfaatkan. Kami sudah ajukan ke pemerintah pusat untuk dibangun kolam retensi tapi tentunya itu butuh dana yang besar,” katanya.

Ia yakin, jika normalisasi dilakukan, pintu air dibangun dan kolam retensi dibangun, masalah banjir di Desa Kedungringin akan teratasi. “Kemudian kami akan mencari solusi untuk lokasi-lokasi lain,” imbuhnya.

Selain Sungai Wrati, sejumlah sungai besar lain di Pasuruan juga kerap menyebabkan banjir di antaranya Sungai Welang, Sungai Rejoso dan Sungai Gembong.

Penulis: MA/G12

Top