Walhi Jabar: Hutan Gundul Sebabkan Longsor di Pengalengan

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan, kondisi hutan gundul menjadi penyebab longsor disertai ledakan pipa gas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Star Energi Wayang Windu di Kampung Cibitung, Desa Marga Mukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Staf Advokasi Kebencanaan Walhi Jabar, Iwank Wahyudin, mengatakan, ada kemungkinan retakan tanah sedalam 2,5 meter dengan luas 300 meter yang disebutkan oleh Badan Geologi diakibatkan karena rusaknya hutan. Namun, di sisi lain, aktivitas geotermal juga bisa menyebabkan kondisi tanah menjadi berubah dengan adanya getaran-getaran yang disebabkan oleh eksploitasi panas bumi.

“Satu sisi lainnya juga instensitas hujan selama beberapa hari belakangan ini memang cukup tinggi,” jelasnya, Jakarta, Kamis (07/05).

Iwank juga menilai bahwa dalam bencana ini pemerintah dan pihak PT. Star Energy tidak cukup baik dalam memperhatikan kondisi lingkungan, baik kondisi kawasan hutan maupun masyarakat sekitar. Selain itu, ia menyatakan bahwa Walhi Jabar sangat kecewa dan menyayangkan keberadaan Perum Perhutani sebagai institusi yang memilki kewenangan dalam mengelola hutan malah mengabaikan kondisi lingkungan yang dianggap sudah rusak.

“Hutan yang gundul seharusnya segera dihijaukan kembali bukan malah dibiarkan karena jika diabaikan bisa memicu terjadi bencana. PT. Star Energi juga memiliki andil untuk menjaga, merawat serta melestarikan lingkungan di sekitar hutan. Termasuk menjamin warga sekitar yang berada di lokasi kegiatan aman, selamat dan sejahtera,” ujarnya.

Oleh karena itu, Walhi meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan evaluasi terhadap PT. Star Energi terkait kegiatan ekspolitasi panas bumi dan perusahaan lain yang bergerak di sektor geotermal di Jabar serta di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus mempertanyakan kinerja Perhutani terkait dengan pengelolaan hutan yang bekerjasama dengan perusahaan geotermal.

“PT. Star Energi serta Perhutani harus bertanggung jawab untuk perbaikan dan pemulihan kerusakan hutan ini dan juga lingkungan yang ada di kawasan hutan,” katanya.

Sebagai informasi, pada Selasa (05/05) lalu, sekitar pukul 14.30 di Dusun Cibitung (Gunung Bedil) Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, telah terjadi longsor yang menghantam pipa panas bumi milik PT Star Energy dan mengakibatkan ledakan.

Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi Greeners pada Kamis (07/05) menyatakan sebanyak empat orang warga ditemukan meninggal akibat longsor. Mereka adalah Iran, laki-laki berusia 55 tahun; Dating, perempuan berusia 60 tahun; Pardi, laki-laki berusia 70; dan Naela, perempuan berusia 1,5 tahun. Kemudian, untuk korban luka berat berjumlah 1 orang atas nama Rukman dan telah dirawat di RS Al Iksan, sedangkan 8 orang lainnya mengalami luka ringan dan sudah kembali ke rumah masing-masing.

Presiden Direktur Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd, Rudy Suparman, melalui keterangan tertulisnya juga menyatakan bahwa tanah longsor menyebabkan pipa gas yang berada di kawasan tersebut meledak.

Penulis: Danny Kosasih

Top