Anggang-Anggang, Serangga yang Berjalan di Atas Air

Reading time: 2 menit
anggang-anggang
Anggang-anggang. Foto: wikemedia commons

Hewan ini gemar berjalan diatas air dan mempunyai bentuk seperti laba-laba. Melihat dari bentuknya orang awam akan keliru menafsirkan hewan ini sebagai ‘laba-laba air’. Hewan ini adalah anggang-anggang.

Anggang-anggang berasal dari family Gerridae, merupakan serangga yang biasa ditemukan di perairan tenang seperti kolam, sungai atau danau. Namun ada lima jenis (dari marga Halobates) yang diketahui hidup di permukaan samudera.

Berdasarkan penelitian I. K. Putra Juliantara (2014), Program Pascasarjana Universitas Udayana, anggang-anggang dimanfaatkan sebagai bioindikator pencemaran organik. Serangga ini dapat mendeteksi perubahan kualitas air, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai petunjuk terjadinya suatu pencemaran. Pada penelitian Juliantara menjelaskan bahwa pencemaran karena detergen dan pewarna kain berpengaruh terhadap kematian anggang-anggang.

Secara morfologinya, kebanyakan jenis anggang-anggang memiliki warna gelap atau hitam dengan antena berbentuk silindris dan berukuran lebih panjang dari kepala, panjang metafemur melewati ujung abdomen dan ukuran tubuhnya antara 3-18 mm. Meski memiliki sayap, mereka bukanlah penerbang yang andal.

Pada serangga dengan ukuran yang lebih kecil, terutama serangga udara (aerial insects), anggang-anggang merupakan serangga yang berperan sebagai predator. Ia merupakan predator oportunistik yang memangsa serangga yang terperangkap di permukaan air, seperti lalat dan nyamuk.

anggang-anggang

Anggang-anggang. Foto: wikemedia commons

Siklus hidupnya termasuk serangga yang mengalami metamorphosis tidak sempurna yang diawali dari telur, nimfa, dan dewasa. Mereka meletakkan telurnya pada benda-benda yang melayang di permukaan air. Setelah telur menetas, nimfa yang hidup di bawah permukaan air, bernafas dengan memanfaatkan oksigen terlarut di dalam air. Pada tahap dewasa, serangga tersebut akan bergerak aktif di permukaan air. Perkawinan serangga berkaki panjang ini biasanya terjadi pada musim semi dan musim panas pada daerah beriklim subtropis serta proses kopulasi berlangsung sekitar 2-3 menit.

Anggang-anggang juga disebut sebagai serangga amfibi karena ia membangun sarangnya di daratan, tetapi mampu berjalan di permukaan air tanpa membasahi tubuh. Banyak yang beranggapan bahwa kemampuan anggang-anggang berjalan di atas air karena ia memiliki tubuh yang ringan. Tapi tunggu dulu, hal ini ternyata disebabkan oleh beberapa faktor.

Berdasarkan penjelasan Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, dkk dalam buku “Nano di Alam”, nyatanya kemampuan berjalan anggang-anggang disebabkan oleh lima hal berikut: 1) luas permukaan kaki laba-laba; 2) gaya gravitasi; 3) gaya permukaan; 4) permukaan hidrofobik pada kakinya; 5) rambut mikro pada kaki laba-laba yang disebut nanogroove.

Berdasarkan buku “Nano di Alam: Lebih Dekat Dengan Nanoteknologi” menjelaskan bahwa kaki anggang-anggang memiliki kaki yang masing-masing dibungkus dengan sejumlah rambut halus yang menyudut (microsetae) dengan nanogroove halus. Udara terjerat di dalam ruangan di dalam microsetae dan nanogrooves untuk membentuk sebuah bantalan dimana kakinya menyentuh air. Karena ukurannya yang sangat kecil, rambut-rambut tersebut menggunakan gaya Van Der Waals untuk membuat laba-laba bertahan di atas permukaan air, termasuk juga pada anggang-anggang.

anggang-anggang

Penulis: Sarah R. Megumi

Top