Camellia sinensis, Daunnya Simpan Banyak Manfaat

Reading time: 3 menit
camellia sinensis
Tanaman teh (Camellia sinensis). Foto: wikemedia commons

Meminum seduhan teh yang disajikan panas maupun dingin menjadi kebiasaan sebagian dari kita saat menikmati makanan. Aroma teh yang harum secara tidak langsung dapat memberikan efek yang menenangkan jika menghirupnya. Ada banyak sekali tanaman yang diolah sebagai teh (seperti dari bunga-bungaan, buah, dan lainnya), namun tetap saja daun dari tanaman teh masih menjadi juara dan paling digemari. Bisa dibilang daun tanaman ini yang paling banyak diseduh di seluruh dunia.

Camellia sinensis merupakan spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan pegunungan yang berbatasan dengan RRC, India dan Burma. Jika familiar dengan beberapa jenis teh seperti teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam/teh merah semua jenis tersebut adalah hasil olahan dari daun spesies ini. Proses yang dilakukan pun berbeda-beda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang diinginkan.

Pada umumnya tanaman teh (Camellia sinensis) tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis dengan ketinggian 200 – 2.300 meter dpl, dengan suhu cuaca antara 14°C-25°C atau menuntut cukup sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun. Pada area perkebunan, tanaman teh tumbuh mencapai tinggi 1 meter dengan pemangkasan secara berkala. Bila tidak dipangkas, pohon teh akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 – 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Pemangkasan dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak (Ghani, 2002).

Tanaman teh merupakan tanaman perdu yang bercabang-cabang dan berbatang bulat. Daun teh berbentuk jorong dengan tepi bergerigi. Helaian daunnya berwarna hijau serta mengkilap. Bunga teh berwarna putih yang berada di ketiak daun, beraroma harum, dengan diameter 2,5 – 4 cm dan biasanya berdiri sendiri atau saling berpasangan dua-dua (Ross, 2005).

Buah tanaman ini berbentuk pipih, bulat, dan terdapat satu biji dalam masing-masing buah dengan ukuran sebesar kacang (Biswas, 2006). Pada saat masih muda, buah berwarna hijau lalu berubah coklat saat sudah masak (Marsito, 2004). Bagian pucuk (daun muda) digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakannya dengan biji, stek, sambungan atau cangkokan (Liestyartie, 1986).

Kiri: buah Camellia sinensis. Kanan: pucuk Camellia sinensis. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Komposisi kimia teh terdiri dari kafein, tanin, protein, gula dan minyak atsiri yang terbentuk setelah fermentasi dan menghasilkan aroma. Daun teh mengandung beberapa zat kimia yang dapat digolongkan menjadi empat golongan. Keempat golongan tersebut adalah substansi fenol (katekin, flavanol), bukan fenol (karbohidrat, pektin, alkaloid, protein, asam amino, klorofil dan asam organik), senyawa aromatis dan enzim (Johnson dan Paterson, 1974).

Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu varietas assamica yang berasal dari Assam dan varietas sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul.

Selain itu, teh dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak mengalami fermentasi), teh oolong (semi fermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh). Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polifenol termasuk di dalamnya flavonoid.

Polifenol sangat menentukan mutu teh karena selama ekstraksi senyawa polifenol akan berubah menjadi senyawa yang menghasilkan warna, rasa, dan aroma yang dikehendaki. Hasil utama oksidasi polifenol akan memberikan warna yang khas pada seduhan teh.

Selain polifenol, kadar tanin teh juga perlu diketahui karena merupakan salah satu faktor penentu mutu minuman teh. Dalam bentuk aslinya, tanin terlibat proses pencoklatan pada tanaman dan memberikan rasa sepat pada minuman teh. Tanin berwarna kehijauan hingga tidak berwarna. Daya larut tanin dalam air sangat baik dan tanin tahan terhadap pemanasan. Semakin tinggi kadar tanin maka rasanya semakin sepat atau pahit, dan semakin rendah kadar tanin maka penampakan produk akan menjadi kurang menarik (Nasution dan Tjiptadi, 1975).

Tanaman teh telah dikenal sebagai sumber antioksidan potensial yang bermanfaat untuk kesehatan. Para peneliti dari University of Kansas menduga bahwa kekuatan antioksidan pada teh adalah sekitar 100 kali lebih besar daripada vitamin C, 25 kali lebih besar daripada vitamin E, dan dua kali lebih efektif dibandingkan antioksidan yang ditemukan pada anggur merah dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Menurut sumber ilmiah, manfaat tanaman ini antara lain mengurangi risiko kanker (kanker perut, kanker payudara, kanker kandungan, kanker prostat, kanker rongga mulut), menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri, menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, hingga mencegah nafas tidak sedap. Teh juga digunakan untuk berbagai produk kecantikan.

Di sisi lain, pemanfaatan tanaman teh tidak hanya digunakan untuk kesehatan tubuh manusia. Adanya tanaman teh dapat menjadi peluang wisata agro/agrowisata. Beberapa destinasi wisata kebun teh antara lain Kebun Teh Gunung Mas Puncak di Bogor dan Kebun Teh Wonosari Lawang Malang di Jawa Timur.

camellia sinensis

Penulis: Sarah R. Megumi

Top