Kecemcem, Tanaman Khas Pulau Dewata Selain Kamboja

Reading time: 2 menit
kecemcem
Kecemcem (Spondias pinnata (L.f.) kurz). Foto: Dinesh Valke/flickr.com

Apabila membahas flora khas Pulau Bali maka umumnya yang terbesit dalam benak kita adalah kecantikan bunga kamboja. Ternyata tidak hanya kamboja saja yang terkenal di pulau dengan sebutan Pulau Dewata ini. Ada tanaman khas lain yang kaya akan manfaat dan seringkali digunakan oleh masyarakat Bali sebagai tanaman tradisional dan bahan obat tradisional secara turun-temurun.

Cemcem/kecemcem, atau dalam bahasa Indonesia yaitu kedongdong hutan, memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah yang telah dilakukan oleh Universitas Udayana, Kecemcem (Spondias pinnata (L.f.) kurz) mempunyai khasiat antara lain menambah nafsu makan, meredakan panas dalam, dan memberikan efek yang menyegarkan tubuh. Kecemcem juga digunakan sebagai obat batuk kronis.

Para ahli menyatakan bahwa buah, daun, dan kulit batang tanaman kecemcem mengandung steroid, saponin, flavonoids, tanin, dan triterpenoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan alami dan antimikroba. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak metanol daun S. pinnata aktif sebagai antituberkulosis terhadap M. tuberculosis MDR (Multiple Drug Resistance). Disisi lain, daun tanaman cemcem juga dapat digunakan sebagai penambah rasa dalam produk perikanan.

S. pinnata memiliki tinggi ± 20 m dengan batang tegak, bulat, berkayu, permukaan batang halus, percabangan simpodial dimana batang pokok sulit ditentukan dan berwarna putih kehijauan. Daunnya berwarna hijau, termasuk tipe daun majemuk berbentuk lonjong dengan jumlah ganjil.

Tanaman ini memiliki buah buni yang berbentuk lonjong, berdaging, dengan diameter ± 5 cm, berserat, dan berwarna hijau kekuningan. Biji buah berbentuk bulat, berserat kasar, dan berwarna putih kekuningan. Akarnya merupakan akar tunggang.

Selain dijadikan bahan obat-obatan, sekarang ini daun cemcem diproduksi dalam bentuk minuman tradisional layaknya jamu yang di kemas dalam botol-botol mineral. Minuman ini dikenal dengan nama ‘Loloh Cemcem’. Minuman yang berbahan dasar daun cemcem ini dapat ditemukan di desa wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli.

Minuman tradisional ini dijual oleh masyarakat lokal yang tinggal di Desa Penglipuran. Hal ini juga membantu pemasukan bagi para ibu rumah tangga selaku pegiat UKM di desa ini. Biasanya mereka menjual minuman ini di halaman depan rumah dengan kisaran harga antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 kepada para wisatawan yang datang berkunjung. Loloh cemcem ini dapat membantu menurunkan tensi dan melancarkan pencernaan.

kecemcem

Penulis: Sarah R. Megumi

Top