Lumba-lumba Hidung Botol, Mamalia Laut Sahabat Nelayan

Reading time: 3 menit
lumba-lumba hidung botol
Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus). Foto: publicdomainpictures.com

Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) atau Bottlenose Dolphin merupakan mamalia laut yang masuk ke dalam bangsa Cetacea yang dapat hidup hingga 40-50 tahun. Bentuk tubuh seperti torpedo atau streamline dan sangat hidrodinamis, dengan ujung tubuhnya yang meruncing dan langsing sehingga mudah bergerak tanpa hambatan yang berarti di dalam air.

Untuk bergerak, lumba-lumba hidung botol dilengkapi dengan sirip-sirip dada, sirip punggung dan sirip ekor, dengan posisi mendatar tidak tegak berdiri yang bergerak naik dan turun untuk membantu tubuhnya pada saat berenang. Sumber pakannya yaitu, invertebrata bentik (organisme tidak bertulang belakang yang hidup di dasar perairan), ikan, dan cumi-cumi.

Suhu tubuh satwa ini relatif stabil, yaitu 37 ºC dan bernafas dengan paru-paru. Bagian atas kepala terdapat lubang berkatup yang digunakan untuk bernafas dan memiliki satu set gigi yang sama tanpa gigi seri. Panjang tubuhnya sekitar 2-4 meter dengan berat antara 135-635 kg. Warna tubuhnya mulai dari abu-abu terang sampai hitam dengan warna yang lebih terang pada perutnya. Individu betina lumba-lumba hidung botol dapat dikatakan dewasa ketika berumur 5-13 tahun sedangkan individu jantan berumur 9-14 tahun.

Mamalia laut ini memiliki penglihatan dan penciuman yang buruk. Sebagai gantinya, lumba-lumba hidung botol memiliki sistem sonar yang berfungsi untuk membantu mengenal mangsa dan lokasi di dalam air yang menggunakan pancaran frekuensi suara. Mangsa akan terdeteksi berdasarkan pantulan frekuensi yang diterima pada bagian rahang bawah dan diteruskan ke otak dengan dibantu organ yang dinamakan melon berbentuk bulat yang terbuat dari minyak dan berfungsi mengerahkan frekuensi yang sangat tinggi ke arah mangsa.

lumba-lumba hidung botol

Foto: greeners.co/Ahmad Baihaqi

Lumba-lumba hidung botol mengembangkan berbagai metode untuk menangkap mangsanya, selain penggunaan suara berfrekuensi tinggi, salah satunya adalah dengan menggunakan sponge yang diperkirakan berkembang pada abad ke-19. Spons (Sponge) ini diletakkan pada rostrum (moncong) agar terlindung dari bebatuan, cangkang, atau benda lain yang dapat melukai moncongnya. Begitu mangsa terlihat, maka sponge akan dilepaskan agar dapat menangkap mangsa. Namun tidak semua individu mengaplikasikan teknik ini.

Lumba-lumba hidung botol memiliki kebiasaan melompat dengan berkelompok di atas permukaan laut yang menjadi pemandangan indah bila kita menyaksikannya. Jika pernah melihat, mereka seolah-olah mengejar kapal-kapal ikan sambil berkejaran dan berlompatan. Perilaku ini merupakan usaha si lumba-lumba untuk mengejar kelompok ikan atau sumber pakannya dan untuk bermigrasi ke tempat lain secara berkelompok.

Dari perilaku tersebut, nelayan memanfaatkannya sebagai indikator adanya kelompok-kelompok ikan lain di daerah tersebut. Maka dari itu, tak heran bila lumba-lumba hidung botol menjadi sahabat para nelayan di perairan. Namun, sangat memprihatinkan jenis ini juga banyak dimanfaatkan sebagai hewan sirkus karena kecerdasan dan kelucuan yang dimilikinya.

Dengan volume otak yang besar, mamalia laut pintar ini memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik dibandingkan dengan mamalia laut lainnya. Dalam pertunjukkan sirkus lumba-lumba, biasanya dilatih berenang sambil membawa bola dan melompat melewati lingkaran api. Selain itu, mereka juga dapat melakukan tarian yang diiringi irama musik. Namun sebelum melakukan sirkus atau atraksi, lumba-lumba ini dibuat kelaparan terlebih dahulu agar menuruti perintah pelatihnya.

Ancaman utama bagi jenis ini adalah penangkapan yang tidak disengaja (bycatch), terdampar (stranded) dan perusakan habitat oleh aktivitas manusia.

Lumba-lumba hidung botol masuk dalam satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Selain itu, berdasarkan status Perdagangan Internasional yang diatur oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), lumba-lumba hidung botol masuk ke dalam Appendiks II, yaitu jenis yang statusnya belum terancam tetapi akan terancam punah apabila dieksploitasi secara berlebihan. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk kelangsungan hidup lumba-lumba hidung botol agar tetap lestari di habitat alaminya.

lumba-lumba hidung botol

Penulis: Ahmad Baihaqi/Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Prodi Biologi UNAS

Top