Nautilus, Chepalopoda Bercangkang yang Bertahan dari Zaman Purba

Reading time: 3 menit
nautilus
Nautilus. Foto: flickr.com/photos/40295335@N00/4840403312

Bentuk dan motif cangkangnya yang cantik membuat nautilus terlihat unik. Namun sayang keunikan dan keindahan cangkang fauna laut ini membuatnya menjadi target incaran manusia untuk dijadikan hiasan atau suvenir. Beredar juga berita palsu yang mengklaim jika nautilus memproduksi mutiara. Bahkan tidak sedikit yang memburunya untuk dijadikan makanan. Oleh sebab itu, tidak heran jika hewan yang disinyalir sebagai salah satu hewan purba ini lambat laun mengalami kepenuhan.

Nama ‘Nautilus’ berasal dari bahasa Yunani yang artinya pelaut. Sekilas satwa ini terlihat mirip siput karena memiliki cangkang. Tapi, hewan ini bukanlah dari keluarga siput. Nautilus tergolong keluarga Chepalopoda atau satu golongan dengan cumi-cumi dan gurita yang satu-satunya memiliki cangkang.

Menurut kajian Mujiono (2009), Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cephalopoda dibagi dalam dua sub kelas yaitu Tetrabranchiata/Nautiloidea yang hanya beranggotakan Nautilida yaitu mereka yang mempunyai cangkang eksternal; dan Dibranchiata/Coleoidea yang beranggotakan Spirulida, Teuthida, Sepiida, Sepiolida, Octopoda dan Vampyromorphida yaitu mereka yang bercangkang internal, vestigial ataupun absent (Dauphin, 1996).

Setelah selamat dan relatif tidak berubah selama lebih kurang 600 juta tahun yang lalu, nautilus sering dianggap sebagai fosil hidup. Kehebatan hewan ini adalah mereka mampu bertahan dari dampak hantaman asteroid pada Bumi yang saat itu memusnahkan hewan raksasa seperti dinosaurus, sekitar 65 juta tahun lalu. Bahkan, spesies ini juga mampu bertahan dari fluktuasi pemanasan dan pendinginan suhu Bumi selama 500 juta tahun terakhir, seperti dilansir nationalgeographic.co.id.

nautilus

Nautilus. Foto: flickr.com/photos/40295335@N00/4840403312

Adapun informasi dari berbagai sumber menjelaskan bagaimana nautilus dapat bertahan hidup dari ancaman bahaya. Ia memiliki dua pasang insang, apabila merasa terancam umumnya ia akan memasukan kepalanya dan menutup lubang cangkangnya dengan menggunakan semacam tudung di bagian atas kepalanya yang terbuat dari lapisan kulit yang keras. Dalam cangkangnya, Nautilus memiliki dua puluh delapan rongga yang saling berhubungan.

Pada bagian dalam cangkangnya terdapat sebuah bilik besar yang berfungsi untuk meletakkan tubuh lunaknya, sedangkan pada bilik kecilnya terisi oleh udara. Keunggulan dari bilik-bilik kecil tersebut ialah mampu membuat tubuh hewan bercangkang ini melayang di dalam air. Disinyalir semakin tua usia nautilus maka semakin banyak jumlah bilik kecilnya.

Saat hendak menyelam nautilus mengisi cangkangnya dengan cairan. Sebaliknya ketika hendak mengapung, ia akan mengeluarkan cairan dari dalam rongga dan menggantinya dengan gas. Cara ini seperti mengingatkan kembali teknologi yang diterapkan pada kapal selam.

Untuk membedakan jenis jantan dan betina satwa ini adalah dengan memeriksa susunan tentakel di sekitar kerucut bukalnya. Menurut mongabay.co.id, nautilus jantan memiliki organ gagang (berbentuk seperti paku atau sekop) terletak di sisi kiri dari kerucut sehingga terlihat tidak teratur. Sedangkan kerucut bukal betina berbentuk bilateral simetris.

Nautilus mempunyai bentuk kepala yang menonjol dan tentakel yang panjang, lembut, dan fleksibel, layaknya cumi-cumi. Ia umumnya memiliki lebih banyak tentakel dari cephalopoda lainnya. Tentakel ini dibagi menjadi dua lingkaran dan mereka tidak memiliki pengisap. Jumlahnya bisa mencapai hingga sembilan puluh tentakel. Tentakel menempel pada mangsa berdasarkan permukaan bergerigi mereka.

Dibalik keunikannya, hewan ini tidak memiliki penglihatan yang baik. Struktur matanya berkembang tetapi tidak memiliki lensa yang solid. Mereka memiliki lubang jarum mata sederhana yang terbuka terhadap lingkungan. Beberapa sumber menyatakan bahwa diduga nautilus menggunakan penciuman sebagai alat untuk mencari makan atau mengidentifikasi calon pasangannya.

nautilus

Penulis: Sarah R. Megumi

Top