Tanaman Puring, Lebih dari Sekadar Tanaman Hias

Reading time: 2 menit
tanaman puring
Foto: Ryan Somma/ flickr.com

Tanaman puring dengan mudah ditemukan di pemakaman. Meski demikian, bukan berarti puring identik dengan tanaman yang menyeramkan. Keberagaman puring muncul lantaran gen yang tidak stabil hingga mudah bermutasi. Mutasi ini mempengaruhi perubahan dari bentuk dan warna daun seperti yang sering kita lihat.

Berdasarkan sumber yang diambil dari buku ‘Amazing Puring’, puring sempat menyandang nama genus yaitu Croton selama 241 tahun, sebelum akhirnya diganti dengan Codiaeum. Kesalahan penamaan yang dibuat oleh Carolus Linnaeus itu kemudian dikoreksi oleh G.E Rumphius seorang naturalis dari Belanda. Namun, nama Croton hingga kini masih dipakai sebagai nama dagang popular untuk membawa tanaman dari keluarga Euphorbiaceae ini di kancah perdagangan florikultura internasional.

Kemunculan ragam puring kebanyakan alami dan beberapa jenis adalah hasil silangan dengan data penamaan yang tidak terdokumentasi. Oleh karena itu, penamaan tingkat internasional pun simpang siur. Anda dapat temukan satu jenis tanaman dengan tujuh nama sekaligus.

Menurut K. Heyne (1987) dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia, disebutkan bahwa puring berasal dari Maluku. Hal tersebut telah dibuktikan lewat riset pada puring yang pertama kali dilakukan oleh Rumphius dengan menelusuri Maluku hingga Ambon. Disana ditemukan puring asli berwarna hijau yang tumbuh di hutan.

Disamping itu, tanaman puring juga banyak ditemukan di Pulau Jawa. Di Jawa puring bermanfaat sebagai tanaman berkhasiat, misalnya untuk obat pencahar bagi manusia, pucuknya (puring kuning) dapat dikonsumsi, kemudian sering diolah menjadi obat cacing untuk kerbau.

Anggota puring (Codiaeum) sebetulnya tidak banyak, berdasarkan laporan yang ada hanya terdapat antara 15-16 spesies. Keunikan yang terjadi adalah pada keanekaragaman bentuk daun dan warna yang sangat berlimpah, ada yang berbentuk bulat telur (ovatus), lonjong (oblongus), jorong (ellipticus), ada juga yang berbentuk pita (linear).

Pertumbuhan batang puring tegak menjulang ke atas dengan percabangan banyak. Batang puring bergetah semakin bertambah umur tanaman. Bunga puring termasuk bunga telanjang, bunga jantan merupakan kumpulan benang sari.

Puring termasuk tanaman protandri yaitu bunga jantan akan muncul dan masak terlebih dahulu dari bunga betina. Buah puring berbentuk bulat, buah muda berwarna hijau berkilat, setelah tua berubah menjadi hijau tua kusam. Biji puring juga berbentuk bulat yang terdapat dalam buah.

Sebagai tanaman penghias lanskap, puring dapat diletakkan dalam berbagai posisi dengan fungsi yang beragam. Tanaman multiwarna ini dimanfaatkan oleh para desainer dekorasi dan juga perangkai bunga.

Selain itu, puring memiliki keunikan dimana daun pada puring merupakan penyerap utama yang dapat menyerap unsur plumbum (Pb/timah hitam/timbal) yang bertebaran di udara terbuka (2,05 mgr/liter). Dalam rangka mengurangi kadar logam berat di udara, seperti yang berasal dari buangan kendaraan bermotor, masyarakat disarankan untuk memperbanyak penanaman jenis tanaman ini.

tanaman puring

Penulis: Sarah R. Megumi

Top