Hepatitis C Sulit Ditangani dan Berbahaya

Reading time: 3 menit
hepatitis c
Ilustrasi: Ist.

Hati merupakan salah satu organ vital bagi manusia karena memiliki fungsi sebagai filter bagi tubuh. Akan tetapi, fungsi hati dapat terganggu karena suatu penyakit bernama hepatitis. Dilansir dari Healthline, lembaga kesehatan Amerika Serikat bernama Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Hepatitis terbagi menjadi tiga jenis, yakni Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Dari ketiga jenis hepatitis tersebut, hepatitis C yang paling sulit untuk ditangani.

Hepatitis C merupakan penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C merupakan penyakit menular yang dapat bertahan dalam tubuh secara sementara atau permanen. Penularan penyakit hepatitis C dapat terjadi akibat adanya kontak langsung dengan penderita hepatitis C melalui darah. Hepatitis C dapat menular melalui penggunaan jarum suntik yang bergantian, saling meminjamkan barang pribadi seperti sikat gigi dan pisau cukur, dan melakukan kegiatan seksual tanpa pengaman dengan penderita hepatitis C.

CDC menyatakan bahwa penyakit hepatitis C terbagi menjadi dua jenis, yakni hepatitis C akut dan hepatitis C kronis. Hepatitis C akut biasanya menyerang hati dalam jangka waktu yang pendek dan berlangsung selama enam bulan. Sementara itu, Hepatitis C kronis mampu menyerang hati dalam jangka waktu yang panjang dan dapat berubah sifat menjadi permanen.

Tidak ada gejala khusus

Pada saat penyakit hepatitis C mulai masuk ke dalam tubuh, tidak ada gejala-gejala khusus yang ditimbulkan. Gejala awal pada penyakit hepatitis C ini sering disalahartikan sebagai penyakit biasa. Oleh karena itu, banyak penderita penyakit hepatitis C yang tidak sadar bahwa dirinya telah terjangkit penyakit tersebut.

Ilustrasi: commons.wikimedia.org

CDC menyatakan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen penderita hepatitis C akut tidak akan merasakan gejala-gejala yang berarti. Dengan kata lain, penyakit ini menyerang hati secara diam-diam. Namun, beberapa orang dapat mengalami beberapa gejala-gejala seperti demam, mudah kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, serta mengalami nyeri pada perut. Akan tetapi, gejala-gejala tersebut sering diabaikan oleh para penderita hepatitis karena terlihat seperti gejala penyakit ‘biasa’.

Hepatitis C akut dapat berkembang dan berubah menjadi hepatitis C kronis. Beberapa gejala baru akan bermunculan bila hati terjangkit hepatitis C akut, diantaranya adalah muncul penyakit kuning, perut mengalami pembengkakan, urin berwarna gelap, tinja berwarna abu-abu, dan timbul nyeri pada sendi dan otot. Apabila tidak ditangani lebih dalam, hepatitis C kronis dapat memicu penyakit serius seperti kanker hati dan sirosis.

Vaksin belum tersedia

Tidak seperti hepatitis A dan hepatitis B, penyakit hepatitis C masih belum bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi. CDC menyatakan bahwa para ilmuwan masih berupaya untuk mengembangkan vaksin pencegah hepatitis C. Hal inilah yang menyebabkan hepatitis C menjadi lebih sulit untuk ditangani dibanding dengan jenis hepatitis lainnya.

Terlebih lagi, virus hepatitis C cukup sulit untuk hilang dari dalam tubuh dengan cepat. Seseorang yang telah sembuh dari penyakit hepatitis C masih memiliki kemungkinan untuk terserang penyakit yang sama di lain waktu.

Meskipun vaksin untuk hepatitis C masih belum tercipta, bukan berarti bahwa penyakit hepatitis C ini tidak dapat ditangani. Hepatitis C akut pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa bulan. Namun, apabila virus hepatitis C masih tetap bertahan di dalam tubuh, dokter akan memberikan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang telah mereka tetapkan.

Lalu, bagaimana dengan penderita hepatitis C kronis? Penderita hepatitis C kronis harus dipantau secara terus-menerus oleh dokter. Penderita hepatitis C kronis harus rutin berkonsultasi dengan dokter apabila ingin mengonsumsi obat-obatan apapun. Apabila penderita hepatitis C kronis mengalami kerusakan hati yang lebih lanjut, mereka harus diberikan vaksin hepatitis A dan hepatitis B.

Walaupun hepatitis C masih belum bisa dicegah dengan vaksinasi, kita dapat melakukan beberapa pencegahan untuk melindungi tubuh dari serangan virus hepatitis C. Untuk mencegah hati terserang virus hepatitis C, rajin-rajinlah untuk mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat. Selain itu, hindari juga penggunaan jarum suntik dan barang-barang pribadi secara bersamaan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus hepatitis C dalam tubuh, kita dapat melakukan suatu tes yang bernama Hepatitis C Testing.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top