Lea Simanjuntak, Trauma Banjir

Reading time: 2 menit
Lea Simanjuntak. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Jakarta (Greeners) – Di beberapa lokasi, musim hujan masih identik dengan banjir. Dampak banjir bahkan dapat membuat sebagian orang merasa trauma karena harus mengalami kerugian materil, hingga korban jiwa.

Penyanyi Lea Simanjuntak ternyata termasuk yang mengalaminya. Kepada Greeners, ia berbagi cerita kalau ia pernah harus merelakan beberapa benda berharga miliknya rusak terendam air. Ia juga harus menerjang banjir agar dapat menunaikan tugasnya untuk tampil dalam suatu acara.

“Waktu kebanjiran itu, saya ingat mobil BMW saya kelelep (terendam air, Red.) dan piano upright saya juga kelelep. Saya harus berangkat ke event dengan membawa baju di kepala dan koper. Saya harus melalui arus banjir, baru saya pakai gerobak untuk melewati banjir. Itu benar-benar traumatik bagi saya, saya harus-siap-siap menyanyi di panggung, harus PD (percaya diri) tapi tiga jam sebelumnya saya mengalami seperti itu. Jadi, buat saya itu benar-benar traumatik,” ujarnya saat ditemui di sebuah Festival Jazz beberapa waktu lalu.

Banjir bisa disebabkan banyak hal, salah satunya karena menumpuknya sampah di saluran pembuangan air. Untuk itu, lanjut Lea, diperlukan kesadaran dari berbagai pihak untuk berperan aktif mengurangi sampah.

“Sekecil apapun upaya kita mengurangi sampah di Jakarta, saya dukung sekali. Saya termasuk salah satu korban banjir. Saya sangat dendam dengan orang yang buang sampah sembarangan,” katanya.

Menurut penyanyi pop yang juga kerap membawakan lagu rohani ini, pengelolaan sampah seharusnya sudah menjadi kesadaran pribadi dan menjadi kebiasaan sehari-hari. “Anak-anak kita sudah pada kuliah di luar negeri, masak sih belum siap (mengelola sampah)? Kayak begitu sebenarnya kan hanya kebiasaan saja,” ujarnya.

Membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah merupakan bagian dari pengelolaan sampah. Kegiatan ini diharapkan sudah menjadi kebiasaan yang dimulai dari rumah. Menurut Lea, tidak perlu biaya mahal untuk membuat tempat sampah terpilah sendiri dan tidak sulit karena sudah banyak contoh dan panduan cara membuatnya. “Asalkan ada niat untuk melakukannya,” imbuhnya.

“Untuk teman-teman semua, yuk kita sama-sama membangun Indonesia yang lebih baik dengan cara membuat Indonesia lebih bersih. Anak-anak kita pasti lebih sehat dan masa depan anak-anak kita pasti lebih cerah karena mereka diberikan tempat yang baik untuk hidup,” katanya berpesan.

Penulis: Renty Hutahaean

Top