SOYA C(O)U(L)TURE, Kain Alternatif dari Indonesia

Reading time: 2 menit
soya coulture
Foto: xxlab.honfablab.org/soya-coulture

Alternasi penggunaan kulit hewan sebagai bahan dasar produk fesyen semakin banyak dilakukan. Aksi ini muncul karena tumbuhnya kesadaran akan lingkungan dan keberlanjutan alam di masyarakat. Berkenaan dengan hal itu, XXLab berinovasi dengan memproduksi kain alternatif dari limbah.

XXLab merupakan inisiatif dari 5 wanita dari Yogyakarta, Indonesia, yang memiliki fokus di bidang seni, sains dan teknologi. Dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran air, XXLab mengembangkan SOYA C(O)U(L)TURE, yaitu kain berbahan dasar limbah dari pabrik tahu dan tempe.

Tahu dan tempe merupakan bahan pangan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, terdapat banyak produsen makanan berbahan dasar kedelai di negeri ini, mulai dari usaha skala rumahan (home industry) hingga skala besar (pabrik). Namun, proses untuk mengolah kedelai menjadi makanan tersebut menghasilkan limbah. Sampah pabrik yang dihasilkan umumnya berbentuk cair dan tidak sedikit produsen yang membuang limbah kedelai ini ke sungai.

soya coulture

Foto: xxlab.honfablab.org/soya-coulture

Pencemaran air ini mendorong XXLab untuk mengembangkan bio material dari limbah cair kedelai. Melalui pemanfaatan bakteri Acetobacter xylinum, XXLab memperoleh selulosa. Selulosa yang dihasilkan merupakan serat alami yang dapat digunakan sebagai bahan dasar tekstil, seperti serat dari tanaman kapas.

Selulosa yang juga dikenal sebagai nata de soya ini dibentuk menjadi lembaran dan dikeringkan. Setelah terbentuk menjadi lembaran tipis seperti kain, XXLab mengolah bahan ini menjadi bahan kerajinan tangan seperti aksesori, tas, bahkan sepatu.

Selain itu, limbah sisa produksi bio material ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Harapannya, temuan ini bisa mengurangi pencemaran dan memberi nilai ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan di daerah berpenghasilan rendah, terutama bagi kaum wanita.

soya coulture

Foto: xxlab.honfablab.org/soya-coulture

Pada tahun 2015, XXLab yang terdiri dari Irene Agrivina Widyaningrum, Ratna Djuwita, Eka Jayani Ayuningtias, Asa Rahmana dan, Atinna Rizqiana ini meraih kemenangan pada Prix Ars Electronica 2015 untuk kategori [the next idea] voestalpine Art and Technology Grant. Kemudian, dalam mengembangkan kain alternatifnya, XXLab kerap menciptakan karya seni dan berpartisipasi dalam ajang budaya Yogyakarta.

Penulis: Ayu Ratna Mutia

Top