Coca-Cola Ciptakan Botol Plastik dengan Campuran Bahan Nabati

Reading time: 2 menit
coca-cola
Ilustrasi: coca-colacompany.com

(Greeners) – Coca-Cola Company berupaya menjadi salah satu brand yang turut berpartisipasi dalam menciptakan kemasan yang eco-friendly. Raksasa produsen minuman berkarbonasi internasional tersebut telah menciptakan inovasi bernama PlantBottle.

PlantBottle merupakan botol PET (polyethylene terephthalate) pertama yang terbuat dari campuran bahan nabati dengan minyak bumi dan dapat didaur ulang. Meskipun masih menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku, PlantBottle terbukti mampu mengurangi jumlah penggunaan minyak bumi dalam pembuatan botol plastik. Selain itu, PlantBottle juga dapat mengurangi jumlah pengeluaran emisi karbondioksida sebanyak 365.000 metrik ton per tahun.

“PlantBottle adalah botol PET yang dibuat dengan menggunakan campuran ampas tanaman sebagai salah satu bahan baku. Adanya PlantBottle telah berhasil mengurangi penggunaan minyak bumi hingga sebesar 743.000 barrel,” ujar Triyono Prijosoesilo, Public Affairs & Communications Director Coca-Cola Indonesia, di Jakarta (13/06).

coca-cola

Ilustrasi: coca-colacompany.com

Inovasi PlantBottle sendiri mulai diperkenalkan oleh Coca-Cola Company pada tahun 2009. Meskipun terlihat sama seperti botol PET pada umumnya, PlantBottle sebenarnya terbuat dari 30 persen ampas tanaman tebu dan 70 persen minyak bumi. Coca-Cola Company mendapatkan ampas tebu tersebut dari limbah sisa-sisa produksi.

“Botol PET tradisional (yang sepenuhnya terbuat dari minyak bumi) terdiri dari dua komponen, yaitu MEG (monoethylene glycol) dan PTA (purified terephthalic acid). Komponen MEG sendiri memiliki berat sekitar 30 persen dari keseluruhan berat botol. Untuk PlantBottle, kami berusaha untuk membuat komponen MEG yang terbuat dari bahan nabati (bio-MEG) untuk mengurangi penggunaan minyak bumi,” tulis Coca-Cola Company dalam situs resmi mereka.

“Saat ini, bahan nabati yang kami gunakan untuk dijadikan bio-MEG adalah ampas tanaman tebu. Kedepannya, kami akan menggunakan bahan nabati lain seperti limbah kulit buah-buahan, kulit kayu, dan tongkol jagung,” tambah Coca-Cola Company dalam situsnya.

coca-cola

Infografis: coca-colacompany.com

Sama seperti botol PET tradisional, PlantBottle juga dapat didaur ulang untuk dijadikan botol kembali ataupun dijadikan produk lain. Tidak seperti plastik biodegradable lainnya, Coca-Cola Company menyatakan bahwa PlantBottle dapat didaur ulang hingga berkali-kali dan kualitasnya akan tetap terjaga. Penggunaan ampas tebu sebagai salah satu komponen dalam pembuatan PlantBottle tidak memberikan pengaruh tertentu terhadap kualitas produk yang dikemas. Produk yang dikemas dengan PlantBottle kualitasnya akan tetap terjaga dengan baik.

Dari segi penampilan, PetBottle sekilas nampak sama saja seperti tampilan botol PET biasa. Untuk membedakannya, terdapat logo resmi PlantBottle pada kemasan tersebut. Selain itu, produk yang dijual dengan PlantBottle memiliki harga yang berbeda dari produk yang lainnya. Rumitnya proses pembuatan botol ini menjadikan produk yang dijual dengan kemasan PlantBottle memiliki harga yang lebih tinggi. Meski demikian, biaya tambahan tersebut akan digunakan oleh Coca-Cola Company sebagai investasi untuk melindungi lingkungan di masa depan.

Hingga saat ini, teknologi PlantBottle telah diaplikasikan di 44 negara dan sebanyak 43 miliar kemasan PlantBottle telah diproduksi oleh Coca-Cola Company. Pada tahun 2020, Coca-Cola Company memiliki misi untuk menggunakan PlantBottle pada seluruh produk mereka.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top