Curitiba, Kota Terhijau Di Dunia

Reading time: 2 menit
Foto: inhabitat.com

Momen Piala Dunia 2014 telah membawa semua mata tertuju pada kota Curitiba, Brasil. Di balik ingar-bingar Piala Dunia, ada cerita lain mengenai kota metropolis terbesar ke-8 di Brasil tersebut. Rezim keberlanjutan Curitiba dianggap sebagai eksperimen yang paling awal dilakukan dan paling berhasil dalam hal pembangunan kota yang berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan di Curitiba dalam hal transportasi, konservasi ruang terbuka hijau, pemukiman dan pengelolaan sampah telah menjadi percontohan bagi kota-kota lain di seluruh dunia.

Inisiatif hijau Curitiba dimulai pada tahun 1960-an oleh walikotanya, Jaime Lerner, yang terkenal dengan perkataannya, “Kota ini bukan untuk mobil,” jauh sebelum prinsip smart growth diadopsi oleh kebanyakan negara-negara kaya di Amerika Utara dan Eropa.

Foto: inhabitat.com

Foto: inhabitat.com

Dengan ruang terbuka hijau di area publik seluas 52 meter persegi per orang – lebih besar daripada kota manapun di dunia – Curitiba merupakan kota terhijau di Bumi. Di beberapa taman kota, rerumputannya dipotong oleh domba, sementara beberapa taman kota lainnya memiliki zona pengelolaan dan tangkapan air hujan alami.

Program pemerintah kota didesain untuk melindungi masyarakat miskin kota dari ketidakadilan sosial, diantaranya program daur ulang dan penukaran sampah dengan bahan makanan segar atau token bis yang dapat digunakan untuk berangkat ke tempat kerja.

Foto: inhabitat.com

Foto: inhabitat.com

Sebuah sistem terbaik yang dikembangkan di Curitiba, yang juga mungkin tak diragukan lagi manfaatnya oleh para penonton Piala Dunia, adalah sistem bus rapid transit atau BRT, sebuah sistem transit cepat bis kota. Lebih dari 70% perjalanan harian di kota ini menggunakan BRT, dengan bis-bisnya yang dicat dengan warna-warna cerah, yang telah memungkinkan Curitiba untuk menurunkan emisi karbon hingga 25% per rata-rata penduduk Brazil.

Sistem BRT tersebut, yang saat ini telah diadopsi oleh ratusan kota di seluruh dunia, menggunakan jalur khusus yang diperuntukan untuk bis dan kendaraan gawat darurat. Sistem ini terbilang cukup murah bila dibandingkan dengan sistem transportasi kereta trem, yang kebanyakan hanya ada di kota-kota maju yang kaya.

Semoga, jutaan mata yang saat ini sedang tertuju ke Curitiba dapat juga melihat sekilas sejarah Curitiba, persembahan yang sebenarnya dari Curitiba untuk dunia, yakni keberlanjutan.

(G33)

Sumber: inhabitat.com

Top