Dianggap Tidak Berharga, Sampah Laut Bisa Menjadi Furnitur

Reading time: 2 menit
furnitur
Sea Chair karya Alexander Groves dan Azusa Murakami. Foto: eluxemagazine.com

Tingkat daya tarik keindahan wisata pantai dan kekayaan laut seringkali tidak seimbang dengan kesadaran wisatawan dan nelayan akan kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan disekitarnya. Nyatanya kita masih saja bisa menemukan sampah-sampah plastik seperti botol bekas minuman berserakan di area pantai dan laut. Hal ini jelas merupakan masalah yang serius bagi keberlangsungan ekosistem pantai dan laut. Pasalnya, sampah-sampah plastik yang seringkali dibuang secara sembarangan tersebut lambat laun akan terbawa oleh arus ombak dan terkumpul di gyre (pusaran besar arus laut).

Adanya fenomena tersebut membuat sepasang desainer asal London, Alexander Groves dan Azusa Murakami menciptakan sebuah metode untuk membuat perabotan unik untuk mengolah sampah plastik di laut. Melalui Studio Swine yang didirikannya, mereka berhasil membuat alat pengikat plastik portabel yang disebut Nurdler yang mampu mengubah sampah laut menjadi furnitur.

furnitur

Foto: eluxemagazine.com

Seperti yang dilansir pada Eluxe Magazine, awalnya Grove dan Murakami memulai proyek Sea Chair atau kursi laut ini melalui kampanye Kickstarter di awal musim gugur. Kampanye tersebut berhasil membawa mereka berlayar dan mengumpulkan sampah di kawasan Samudra Atlantik Utara. Mereka menggunakan jaring ikan untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berhasil mereka temukan di laut.

Proyek kursi laut menerima penghargaan emas di Biennale Design Slovenia 2013, dan sebuah film mengenai proyek tersebut memenangkan hadiah kedua di Cannes. Selain itu, seperti yang dilansir pada situs Studio Swine, mereka juga berhasil memberikan fakta-fakta yang menarik dalam upaya pengumpulan sampah plastik yang ada di laut selama beberapa dekade.

furnitur

Foto: eluxemagazine.com

Studio Swine menawarkan aneka pernak-pernik dan furnitur yang terbuat dari sampah plastik di laut. Seperti yang dikatakan Groves dan Murakami, semakin banyak benda-benda yang dijual di Studio Swine, semakin banyak pula plastik yang harus mereka ekstrak dari lautan.

Grove dan Marukami berharap dengan Nurdler dan printer 3D buatannya bisa memberi kan inspirasi kepada semua orang di seluruh dunia agar bisa membangun dan menggunakannya untuk membersihkan plastik dari pantai dan perairan setempat. Semakin banyak orang yang peduli terhadap lingkungan akan membantu mereka dalam upaya membersihkan lautan.

Penulis: DS/G43

Top