Mesin Pembersih Plastik di Lautan

Reading time: 2 menit
Foto: The Ocean Cleanup.

Plastik mungkin harganya murah, multifungsi dan material yang memiliki banyak manfaat. Namun, plastik merupakan bencana besar bagi lingkungan. Kita memproduksi sekitar 300 juta ton plastik per tahun, dan sejak tahun 1950 kita telah memproduksi sekitar 6 milyar ton kubik benda-benda berbahan plastik.

Semua plastik ini memenuhi tempat pembuangan sampah, terjebak di Arktik, mencemari lautan dan mengancam kehidupan satwa liar. Baru- baru ini dirilis hasil survey lapisan dasar laut di pesisir Eropa yang hasilnya menunjukan bahwa terdapat lapisan sampah sedalam 4,5 kilometer di dasar laut.

Plastik di lautan perlu mendapat perhatian khusus karena konsekuensi dampaknya terhadap kehidupan biota laut. Diperkirakan, setidaknya 1 juta burung laut mati setiap tahunnya karena pencemaran akibat plastik.

Jeratan plastik juga menjadi masalah besar karena bisa membunuh biota laut karena menyebabkan penyakit dan menjadi perangkap hingga biota laut kehabisan oksigen. Berbagai biota laut seperti ikan juga memakan plastik yang bisa melukai sistem pencernaan dan membuat ikan-ikan malnutrisi. Belum lagi kerugian ekonomi yang tidak sedikit sekitar 1,27 juta dollar per tahun karena kerusakan kapal nelayan, dan biaya untuk membersihkan sampah plastik ini sudah pasti mahal sekali.

Melalui simulasi komputer, alat temuan Boyan Slat dapat membersihkan 50% sampah plastik di perairan Pasifik dalam 10 tahun. Foto: The Ocean Cleanup.

Melalui simulasi komputer, alat temuan Boyan Slat dapat membersihkan 50% sampah plastik di perairan Pasifik dalam 10 tahun. Foto: The Ocean Cleanup.

Sebuah organisasi bernama The Ocean Cleanup, didirikan oleh remaja 19 tahun, Boyan Slat, percaya bahwa pasti ada solusi yang masuk akal untuk membersihkan sampah di lautan. Melalui penelitian mendalam selama setahun, organisasi ini baru saja merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa metode yang mereka temukan sangat bisa dilakukan yang mana secara teknis dan finansial memungkinkan. Lebih dari itu, melalui simulasi komputer, diperkirakan hanya dalam waktu 10 tahun, mereka dapat membersihkan sampah plastik di perairan Pasifik sekitar 50%.

Bagaimana cara kerjanya? Metode yang mereka gunakan yakni memanfaatkan arus alami laut dan angin yang secara pasif menggiring sampah ke lokasi penampungan. Sebuah pembatas terapung kemudian digunakan untuk menangkap dan mengumpulkan sampah yang ada di lautan, mengurangi resiko satwa liar terjerat atau tertangkap secara tidak sengaja.

Melalui tes pertama yang dilakukan di Kepulauan Azores, terbukti cara kerja ini berhasil. Setelah semua plastik yang tertangkap dipindahkan dengan mesin, berdasarkan laporan, plastik tersebut bisa dikonversi menjadi material lain atau minyak sehingga bisa mengurangi biaya.

Sayangnya, proyek pembersihan ini tidak semurah yang dibayangkan, diperkirakan mencapai 43 juta dollar per tahun. Biayanya mungkin mahal tapi berdasarkan laporan tersebut, biaya ini sebetulnya 33 kali lebih murah dibanding metode pembersihan biasa.

Untuk menekan biaya, The Ocean Cleanup berkolaborasi dengan berbagai lembaga, termasuk perusahaan swasta, untuk penelitian dasar. Agar dapat mengimplementasikan tahap berikutnya dari proyek ini, yang mana melibatkan ujicoba teknis skala besar, perusahaan kini melakukan penggalangan dana untuk mengumpulkan 2 juta dollar.

Meskipun pembersihan sangat penting dilakukan untuk mengatasi masalah saat ini, di rilis terkini, Slat menekankan ada banyak hal yang perlu dilakukan. “Walaupun pembersihan akan menimbulkan dampak, ini hanyalah bagian dari solusi. Hal yang paling utama, kita juga harus melakukan upaya lain untuk mencegah lebih banyak lagi plastik di lautan,” katanya.

(G33)

Sumber: iflscience.com

Top