Peduli Terumbu Karang Bersama Komunitas Terangi 48

Reading time: 2 menit
Komunitas Terangi 48 ikut aktif mengisi Hari Terumbu Karang (Coral Day) tahun 2014 lalu. Foto: dok. Terangi 48

Jakarta (Greeners) – Indonesia merupakan negara maritim yang menyimpan keanekaragaman hayati laut yang sangat besar. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang (coral triangle), dimana lebih dari 2000 jenis ikan karang dan 600 spesies karang hidup ada di wilayah ini. Namun, kekayaan alam tersebut diperkirakan mengalami kerusakan yang cukup cepat akibat berbagai faktor, salah satunya adalah faktor manusia.

Prihatin dengan permasalahan ini, komunitas Terumbu Karang Indonesia (Terangi) 48 terbentuk. Syifa Fauzyah (20), salah satu “senior” di komunitas Terangi 48, sempat ditemui Greeners di markas mereka di daerah Citayam, Depok pada akhir bulan November lalu.

Menurut Syifa, komunitas Terangi 48 sengaja dibentuk sebagai wadah bagi anak-anak muda yang peduli akan permasalahan terumbu karang di Indonesia. Nama komunitas ini pun dipilih mengikuti nama salah satu grup vokal yang tengah digandrungi anak muda.

“Waktu itu yang lagi booming kan JKT48, jadi dinamain aja Terangi 48,” ujar Syifa sembari tertawa.

Foto: dok. Terangi 48

Foto: dok. Terangi 48

Komunitas yang didirikan pada tahun 2013 ini, kini beranggotakan lebih dari 50 orang. Menurut Syifa, tidak semua anggota dalam komunitas mereka memiliki latar belakang kelautan. Meski demikian, ia menyatakan bahwa hal inilah yang justru membuat komunitas mereka menjadi lebih menarik. “Kami pasti ada sharing pengalaman, yang pasti beda-beda,” katanya.

Terangi 48 sendiri mencoba fokus pada kegiatan yang berbasis pada pendidikan lingkungan. Hal ini, menurut Syifa, menjadi fokus utama karena masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui mengenai terumbu karang.

Syifa pun menceritakan pengalamannya ketika melakukan sosialisasi di Maratua, Kalimantan Timur. Anak-anak yang tinggal di pulau tersebut justru tidak dapat menjawab dengan benar ketika ditanyai mengenai terumbu karang.

“Kebanyakan dari mereka justru jawab batu atau tumbuhan. Mereka enggak tahu kalau terumbu karang itu adalah hewan,” ungkap mahasiswa jurusan Pariwisata UNJ ini.

Komunitas Terangi 48 mengemas sosialisasi mengenai laut dan terumbu karang dalam berbagai bentuk permainan menarik agar tidak membosankan. Foto: dok. Terangi 48

Komunitas Terangi 48 mengemas sosialisasi mengenai laut dan terumbu karang dalam berbagai bentuk permainan menarik agar tidak membosankan. Foto: dok. Terangi 48

Untuk melakukan sosialisasi terumbu karang, Terangi 48 mengadakan Edugames. Dalam Edugames, sosialisasi tentang terumbu karang dikemas kreatif dalam bentuk permainan agar tidak menjemukan dan dapat diterima oleh masyarakat. “Kami ingin lebih banyak orang tahu supaya mereka bisa lebih mencintai terumbu karang,” imbuhnya.

Dalam dua tahun belakangan, komunitas Terangi 48 rutin melakukan berbagai kegiatan bersama komunitas dan lembaga lainnya dalam rangka memperingati Hari Terumbu Karang (Coral Day) setiap tanggal 8 Mei. Pada momen itu, mereka melakukan kegiatan seperti restorasi terumbu karang dan sosialisasi mengenai terumbu karang dan laut.

Di luar aktivitas sosialisasi, Syifa mengatakan bahwa komunitas ini juga sangat memperhatikan hal-hal yang dapat bermanfaat bagi anggotanya. Salah satunya adalah memfasilitasi sertifikasi menyelam (diving) dengan gratis.

“Jadi di sini enggak cuma kegiatan volunter saja, tapi banyak benefit-nya,” ujar Syifa sedikit berpromosi.

Berbagai informasi seputar laut dan terumbu karang serta aktivitas komunitas Terangi 48 dapat dilihat dalam situs www.terangi.or.id dan akun twitter @TERANGI_

Penulis: TW/G37

Top