Cincau Hijau, Tanaman Rambat yang Kaya Antioksidan

Reading time: 2 menit
Cincau Hijau
Cincau Hijau. Foto: shutterstock

Tidak hanya terkenal karena kelezatannya, cincau juga kaya dengan beragam manfaat bagi kesehatan. Cincau kerap disajikan dan dicampur dengan santan serta gula merah sehingga membuat minuman ini begitu segar.

Tanaman asli Asia Tenggara ini hidup merambat atau melilit di alam. Di Indonesia flora ini banyak ditemukan di semak belukar dan pinggiran hutan di daerah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) banyak ditemui di pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern. Tanaman ini dikenal dengan nama camcao (Jawa), camcauh (Sunda), juju, kepleng, krotok, tarawalu, dan tahulu (Melayu).

Baca juga: Mentimun, Tanaman Segar Bergizi Lengkap

Terdapat beberapa jenis cincau yang dikenal saat ini, yaitu cincau hijau, cincau hitam, dan cincau minyak. Masyarakat Indonesia menggemari jenis cincau hijau karena fisik daunnya yang tipis dan lemas sehingga lebih mudah dibentuk menjadi gelatin atau agar-agar (Nurlela, 2015).

Cincau hijau merupakan tanaman yang berkembang dengan baik di dataran dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini akan tumbuh ideal di kondisi tanah yang memiliki pH 5,5-6,5 dan didukung dengan lingkungan yang teduh, lembap, dan berair dangkal.

Cincau Hijau

Olahan pangan berbahan cincau hijau. Foto: shutterstock

Tanaman yang tumbuh secara merambat ini memiliki total panjang batang yang dapat mencapai 4-5 meter (De Padua dkk., 1999). Karakteristik cincau yakni pada bagian akarnya berdaging tebal dan panjang. Warnanya cokelat pucat di bagian luar dan putih atau kuning di bagian dalam (De Padua dkk., 1999).

Daun cincau hijau memiliki warna hijau kecokelatan dan berbentuk menyerupai hati. Panjangnya sekitar 5,5 cm hingga 9 cm, sedangkan lebarnya 5,5 cm hingga 9,5 cm. Pada bagian ujung daun berbentuk runcing, bertepi tidak rata, berambut halus, dan memiliki ujung pangkal yang tumpul. Bagian tangkai daun memiliki panjang 2,5 cm sampai 4,5 cm (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989). Batangnya berbentuk bulat dengan diameter 1 cm. Sedangkan bunganya berbentuk kecil dan berkelompok.

Baca juga: Tanjung, Pohon Berdaun Rindang dan Berbunga Harum

Buah tanaman cincau hijau berbentuk bulat dan agak berbulu. Setiap buah mengandung 1-2 biji yang keras seperti bulat telur. Akar cincau hijau dapat tumbuh membesar seperti umbi dengan bentuk yang tidak teratur (Nurlela, 2015).

Dari segi kandungan, cincau hijau mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan senyawa-senyawa lainnya seperti polifenol, flavonoid, maupun mineral-mineral seperti kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B (Nurlela, 2015). Selain itu, tanaman ini juga memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid.

Menurut berbagai kajian ilmiah, cincau hijau berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk pangan karena kaya antioksidan dan dapat memperbaiki kondisi penderita kanker. Di samping itu, cincau sudah dikenal oleh masyarakat sebagai pangan penurun panas (demam), mual, obat radang lambung, batuk, dan penurun tekanan darah tinggi.

Taksonomi Cincau Hijau

Penulis: Sarah R. Megumi

Top