Kumbang Beras, Hama Perusak Bahan Pangan

Reading time: 2 menit
Kumbang Beras
Kumbang Beras. Foto: shutterstock

Sithopilus oryzae L. merupakan salah satu hama gudang yang sangat merugikan. Dikenal juga sebagai kumbang beras atau kutu beras, serangga ini adalah salah satu penyebab kerusakan beras di tempat penyimpanan.

Dulunya kumbang beras dikenal dengan nama lain yaitu Calandra oryzae L., kemudian pada 1838 Schoenher mendeskripsikannya kembali dengan nama Sitophilus oryzae L. Di Indonesia, hama ini dikenal dengan nama bubuk beras atau kumbang beras. Sementara di daerah seperti Sulawesi Utara disebut logong, di Minahasa disebut lowong atau kutu beras dan di luar negeri disebut rice weevil (Jurnal Eugenia, 2015).

Baca juga: Mengenal Cacing Laut atau Laor dari Maluku

Hama yang merusak beras dan biji-bijian ini tersebar di daerah-daerah beriklim tropis dan subtropis. Jenis pangan yang diserang seperti jagung, gandum, kedelai, kacang tanah, kacang kapri, dan kopra (Antika et al., 2014).

Kerusakan yang disebabkan olehnya membuat butiran beras berlubang-lubang kecil sehingga mudah pecah dan hancur seperti tepung. Jika serangan terus terjadi dapat mengakibatkan kerugian ekonomi berupa penyusutan bobot dan mutu yang terlihat dari penurunan daya kecambah benih, nilai gizi, perubahan warna dan rasa, hingga kontaminasi oleh kotoran dari bagian tubuh serangga (Lopulalan, 2010).

Kumbang Beras

Foto: shutterstock

Serangga ini juga mengalami metamorfosa sempurna (holometabola) yang dalam perkembangan dari telur sampai dewasanya melalui empat stadium, yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Stadium dewasa tersebut merusak butiran bahan dengan mulutnya yang khas seperti moncong (rostrum). Alat tersebut dikhususkan untuk melubangi butiran beras, butiran jagung, atau bebijian lain yang keras.

Secara morfologi, kumbang beras dewasa berwarna cokelat tua dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Pada lapisan kerasnya (pronotum) terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepalanya menyerupai segitiga.

Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Sayap bagian depan memiliki empat bercak kuning agak kemerahan, dua bercak pada sayap sebelah kiri, dan dua bercak pada sayap sebelah kanan (Kalshoven, 1981).

Baca juga: Binturong, Musang Pohon Bertubuh Besar

Untuk panjang tubuh imago berkisar antara 3,5-5 milimeter, tergantung dari tempat hidup larvanya. Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir.

Jika akan bertelur, kumbang betina membuat liang kecil menggunakan moncong sedalam kurang lebih 1 mm. Kumbang betina menggerek butiran beras dengan moncongnya dan meletakkan sebutir telur lalu lubang itu ditutup dengan sekresi yang keras. Masa kopulasi serangga ini relatif lebih lama dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Aktivitas perkembangbiakan, makan, dan kopulasi mereka umumnya dilakukan pada malam hari.

Taksonomi Kumbang Beras

Penulis: Sarah R. Megumi

Top