Walet Sapi, Si Mungil Penghuni Gua dengan Mata Tajam

Reading time: 3 menit
Walet Sapi, Si Mungil Penghuni Gua dengan Mata Tajam
Walet Sapi, Si Mungil Penghuni Gua dengan Mata Tajam. Foto: Shutterstock.

Burung walet merupakan salah satu jenis satwa liar di Indonesia yang banyak menghasilkan manfaat. Burung walet adalah jenis burung gua yang bernavigasi dalam kegelapan dengan melentingkan suaranya. Satwa ini membuat gema seperti para kelelawar. Peranannya dalam ekosistem gua itu sendiri, yaitu sebagai pemasok energi bagi organisme lain yang hidup di dalam gua. Salah satu jenis walet adalah walet sapi.

Menurut tim penulis Penerbit Swadaya (1992) genus walet terdiri atas enam spesies yaitu:

(1) Collocalia gigas (walet besar),

(2) Collocalia maxima (walet sarang hitam),

(3) Collocalia fuciphaga (walet putih),

(4) Collocalia brevirostris (walet gunung),

(5) Collocalia vanikorensis (walet sarang lumut), dan

(6) Collocalia esculenta (walet sapi/seriti).

Sedangkan dalam buku daring, Mengungkap Potensi Sarang Burung Walet Secara in Silico, ada tiga jenis burung walet yang juga bahan pangan. Ketiga walet tersebut yakni Collocalia fuciphaga, Collocalias maxima, dan Collocalia esculenta.

Walet Sapi: Membuat Sarang dengan Air Liur

Walet sapi atau burung seriti (Collocalia esculenta) termasuk famili Apodidae.  Burung walet sapi dalam penamaan Bahasa Inggris yakni white – bellied swiftlet (burung seriti berdada/perut putih). Burung ini senang membuat sarang dari bahan tumbuhan antara lain rumput, lumut, ijuk, dan bahan lainnya yang mereka rekatkan dengan saliva (air liur).

Keunikan Walet Sapi

Wirda Az Umagap (2007) dalam “Beberapa Jenis Bahan Sarang dan Perilaku Bersarang Burung Seriti (Collocalia esculenta) di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara”, Institut Pertanian Bogor, menuliskan walet putih mempunyai warna bulu bagian atas berwarna gelap atau hitam kehijau-hijauan maupun kebiru-biruan dengan bagian perut berwarna putih. Bagian ekornya berbentuk sedikit bercelah tidak dalam dan pendek.

Kecepatan terbang mencapai 150 km/jam dengan ukuran tubuh sedang/kecil sekitar 9-15 cm sedangkan ukuran dewasa hanya berkisar 10-16 cm dan ukuran paruh kecil agak melengkung berwarna gelap, serta sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing sangat kuat. Bentuk mata walet sapi yaitu bulat dan cekung. Burung ini memiliki kaki yang kecil dan lemah serta berkuku kecil dan runcing. Kuku ini mereka gunakan untuk hinggap pada waktu mereka beristirahat dalam posisi menggantung di sarang.

Walet Sapi, Si Mungil Penghuni Gua dengan Mata Tajam

Bayi walet sapi di dalam gua. Foto: Shutterstock.

Di samping keunikan fisiknya, walet sapi menemukan sarangnya dengan memanfaatkan indra penglihatannya yang tajam, dan tidak menggunakan sistem ekholokasi. Sistem ekholokasi adalah suatu sistem yang digunakan oleh burung untuk mengenal keadaan lingkungan suatu tempat (terutama dalam keadaan gelap), dengan mengeluarkan suara putus-putus berfrekuensi tertentu dan kemudian menangkap kembali pantulan suara itu dengan telinganya, untuk menentukan jarak dan arah dari benda yang memantulkan.

Baca juga: Pemanfaatan Tanaman Obat dari Beragam Suku Nusantara

Gemar Memangsa Serangga Terbang

Walet putih gemar memangsa serangga terbang. Mereka akan menangkap serangga sebagai makanannya sambil berterbangan diatas rerumputan, pepohonan, atau diatas perairan dan cara menangkapnya sambil terbang.

Manfaat Sarang Walet

Berdasarkan kajian Wirda, walet putih menghasilkan sarang yang berkhasiat bagi kesehatan manusia dan mempunyai nilai ekonomis. Sarangnya yang di jual sangat bermanfaat, serta dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan dipercaya berkhasiat bagi kesehatan diantaranya berupa obat-obatan seperti obat sakit pernapasan, obat awet muda, meningkatkan vitalitas dan obat kecantikan, serta menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

taksonomi walet sapi

Sumber:

Zuhud et al dalam Jurnal Media Konservasi

Wirda Az Umagap

Penulis: Sarah R. Megumi

Top