inovasi ramah lingkungan
Tyer Wind, startup asal Tunisia tengah mengembangkan turbin angin yang meniru prinsip kepakan sayap burung kolibri. Teknologi tersebut mampu menghasilkan turbin yang tidak lagi bersifat linear.
Departemen Pertahanan AS mengajukan proposal pengadaan peluru biodegradable atau “ramah lingkungan” yang berisi bibit tanaman khusus yang mampu tumbuh untuk menghancurkan sisa selongsong.
Blokade Israel mendorong dua orang lulusan Islamic University of Gaza membuat inovasi baru, yaitu batu bata yang terbuat dari puing-puing peperangan.
Setelah Paris dan Amsterdam, kini Bandung memiliki Bike for Charge. Sepeda yang dibuat khusus untuk menghasilkan daya listrik ini resmi diluncurkan di Taman Film Bandung.
Lembaga amal dari Inggris bernama SolarAid bekerjasama dengan Yingli Solar, produsen panel surya, meluncurkan sebuah produk baru yang digadang-gadang menjadi lampu surya paling terjangkau di dunia.
Desa Kalisari, Banyumas, Jawa Tengah, tidak lagi menyia-nyiakan air limbah tahu dari ratusan pabrik pembuatan tahu yang ada di desa itu. Tidak hanya mendapatkan biogas, kualitas air dan panen padi mereka pun kini membaik.
Leroy Mwasaru bersama teman-teman sekolahnya merancang digester untuk mengolah kotoran manusia menjadi biogas. Bahan utamanya adalah limbah dari 720 orang teman satu sekolah Leroy yang tinggal di asrama Maseno School, Kenya.
Produksi bahan-bahan pembentuk beton menghasilkan berton-ton gas rumah kaca berupa karbondioksida (CO2) ke atmosfer setiap tahunnya. Berikut ini 11 bahan bangunan “hijau” sebagai sebuah alternatif terhadap beton.
Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 5 juta sampah yang berada di perairan dunia. Perlu cara kreatif untuk mengurangi sampah tersebut, seperti yang dilakukan lima perusahaan ini.
Salah satu pemanfaatan tenaga gerak dari sepeda dalam usaha lokal dapat kita temui di Guatemala. Maya Pedal, sebuah organisasi non profit di Guatemala memproduksi Bicimaquinas, sebuah mesin yang memanfaatkan tenaga dari gerakan bersepeda.
Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Denmark mengukuhkan diri sebagai negara dengan pembangkit listrik tenaga angin terbanyak di dunia.
Dr. Abbas Mohajerani, seorang insinyur dari RMIT – Universitas Melbourne, membuat sebuah rancangan untuk menggunakan kembali sampah puntung rokok menjadi batu bata untuk bangunan.
Seorang profesor dari MIT bernama David Wilson, menciptakan sebuah alat pembakaran bertenaga surya yang bisa digunakan di malam hari. Alat ini tidak lama lagi akan beredar di pasaran.