Sorgum, Sumber Pangan Lokal Potensial Pengganti Beras

Reading time: 2 menit
pangan lokal
Sorgum. Foto: wikipedia.com

Berbicara mengenai pangan, khususnya bahan makanan pokok, kebanyakan dari kita akan menyebutkan beras. Hal ini menjadi lumrah karena sejak era 80-an, pemerintah menggalakkan penanaman padi, yang menghasilkan beras, ke seluruh daerah di Indonesia. Itu sebabnya beras menjadi bahan makanan pokok nomor satu di Indonesia.

Dominasi beras ini lambat laun berimbas pada ketersediaan bahan pangan lokal di masing-masing daerah. Dari sekian banyak sumber pangan lokal di Indonesia, sorgum menjadi salah satu bahan pangan yang tergeser oleh beras.

Pegiat pangan dari Terminal Benih Nissa Wargadipura, menyatakan bahwa sorgum sebenarnya ada di hampir semua wilayah di Indonesia. Penggalakan beras, sebut Nissa, hanya menjadikan sorgum sebagai pangan ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Sebenarnya tidak ada pemilahan-milahan dalam pangan. Semua itu (pangan) untuk manusia, bukan hanya ternak,” jelas Nissa kepada Greeners beberapa waktu lalu.

Menurut Nissa, sorgum merupakan sumber pangan yang tidak memerlukan perawatan yang rumit. Tanaman itu, disebutnya, membutuhkan air yang lebih sedikit ketimbang padi. Sorgum juga memiliki daya tahan yang bagus terhadap iklim. Tidak hanya dapat ditanam di daerah kering seperti NTT, sorgum juga dapat ditanam di daerah yang cukup basah.

“Sorgum bisa sangat bagus jika ditanam di daerah seperti Jawa,” ujar perempuan yang juga mengurus Pesantren At Thaariq, Garut.

Selain perawatan yang tidak rumit, sorgum juga dinilai memiliki kandungan gula yang lebih rendah dari padi sehingga dapat menjadi sumber pangan bagi penderita diabetes. Indonesia sendiri adalah negara yang masuk dalam 5 besar dalam jumlah penderita diabetes di dunia.

Nissa yang telah menanam biji sorgum sejak awal tahun ini, menyatakan bahwa tidak seharusnya sorgum menjadi pangan yang terpinggirkan. Pasalnya, sorgum memiliki segala potensi sebagai alternatif pangan pengganti nasi, baik dari segi ekonomis maupun kandungan gizinya. Sorgum pun dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti bubur dan roti.

Maraknya impor beras yang dilakukan pemerintah, menurut Nissa, setidaknya dapat dikurangi secara perlahan dengan pembudidayaan sorgum. “Sebaiknya kita mengubah tatanan pola makan di tingkat konsumsi keseharian kita,” katanya.

Tabel perbandingan kandungan antara sorgum dan beras (Betti, dkk. 1990). Sumber: www.biodiversitywarriors.org

Tabel perbandingan kandungan antara sorgum dan beras (Betti, dkk. 1990). Sumber: www.biodiversitywarriors.org

Penulis: TW/G37

Top