
Editorial


Fenomena banjir rob yang terjadi berulang kali berdampak serius pada roda ekonomi warga Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Warga yang sebagian besar nelayan dan pengolah ikan harus berjuang […]

Bencana banjir rob yang semakin parah akibat perubahan iklim terus melanda masyarakat pesisir di Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Perempuan menjadi kelompok paling rentan akibat bencana ini. Diri […]

Dalam beberapa waktu terakhir, bencana di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di sejumlah wilayah Indonesia mengalami titik kritis. Misalnya, TPA Sarimukti di Bandung terancam tutup akibat gunungan sampah yang melebihi kapasitas. […]

Jakarta (Greeners) – Dalam perjalanan investigasi tim Greeners, fakta merkuri masih ada di Bumi Pertiwi itu nyata. Penambangan emas di sebuah kampung salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat masih […]

Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, mesti menanggung dampak dari krisis iklim dan reklamasi di lingkungannya. Tak hanya ruang hidup, sumber mata pencarian mereka juga terkena imbas akibat bencana yang tak […]


Riset Universitas Gajahmada (UGM) tahun 2013 menunjukkan setiap hari warga Kabupaten Cilacap menghasilkan 3.960 meter kubik sampah. Sayangnya hanya 11,36% sampah (kurang lebih 450 meter kubik) yang terangkut dan dibuang di empat TPA. Ke mana perginya sampah yang tidak terangkut?

Laut menyimpan potensi yang sangat besar, termasuk sebagai penyedia sumber protein. Masalahnya, pembangunan dan pertambahan penduduk membuat laut tercemar dan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya eutrofikasi.

Merkuri atau raksa dapat ditemukan hampir di segala bidang, mulai dari kesehatan hingga pertambangan. Namun pada takaran tertentu, kandungan merkuri dapat menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan.

Perubahan iklim telah menjadi tantangan global, dimana dampaknya akan berpengaruh besar terhadap masyarakat di seluruh belahan dunia, termasuk perempuan dan kesehatannya.

Predikat Indonesia sebagai ‘Megabiodiversity country’ dikhawatirkan tidak dapat bertahan lama. Dampak dari perubahan iklim pada keanekaragaman hayati diduga pengaruhnya cukup besar.

Deforestasi dan perubahan iklim memiliki kaitan yang sangat erat. Bahkan, pemerintah Indonesia menempatkan sektor kehutanan sebagai kontributor paling besar dalam target penurunan emisi karbon yaitu 17,2%.
