
kajian perubahan iklim


Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa secara keseluruhan, hutan tropis pada abad ini telah melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer dari yang bisa diserap.

Tingkat penyusutan glasial yang cepat secara global telah mengancam jalan hidup kita saat ini, mulai dari keanekaragaman hayati hingga pariwisata, tenaga hidro hingga ketersediaan air bersih.

Peningkatkan suhu akibat perubahan iklim tidak hanya mengancam untuk menghancurkan ekosistem di dunia, namun peningkatan panas di tempat kerja akan mengarah kepada penurunan signifikan terhadap produktivitas ekonomi.

Tumbuhnya pepohonan di ibukota dapat memberikan keuntungan. Tanaman hijau dapat mengubah kumuhnya daerah perkotaan menjadi sumber keuangan dan memerangi perubahan iklim secara bersamaan.

Daerah bawah laut yang kekurangan oksigen dapat bertambah dua kali lipat dalam abad ini akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan aksi lainnya.


Pemanasan global dan perubahan iklim bukan satu-satunya yang dihubungkan dengan emisi gas rumah kaca. Ada juga pemahaman bahwa pemanasan mempengaruhi pola makan.

Penggunaan bahan bakar yang boros dapat membuat suhu di Asia meningkat hingga 6Β°C. Situasi ini dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan membalikan beberapa kemajuan bagi ratusan juta orang.

Peneliti US menambahkan dimensi “horor” baru terhadap dunia penerbangan modern: pemanasan global dapat membawa gelombang panas pada titik di mana suhu akan menjadi terlalu panas untuk terbang.

Para pendidik dan pembuat keputusan kehilangan kesempatan emas untuk menunjukkan kepada masyarakat cara terbaik menghadapi perubahan iklim dan mengurangi jejak karbon mereka, jelas sebuah studi.

Dua penelitian terpisah, tentang lebah dan kura-kura, mengkonfirmasikan bahwa peningkatan level karbon dioksida dan suhu planet dapat berdampak buruk bagi kehidupan liar.

Dengan berkurangnya es, maka akan lebih banyak ruang bagi kehidupan liar Antartika untuk bisa berkembang. Namun, hal tersebut bukan kabar yang baik bagi yang sudah berada di sana lebih dahulu.

Para peneliti yang meneliti menu produksi makanan di planet ini merekomendasikan bahwa untuk menyelamatkan bumi, pertanian organik perlu didukung oleh aksi yang lebih tegas.

Saat perubahan iklim, dan daerah pegunungan semakin menghangat, kondisi menjadi menguntungkan tidak hanya bagi parasit malaria namun juga nyamuk pembawa penyakit tersebut.