Jakarta (Greeners) – Mahasiswa Kelompok 8 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2025 menghadirkan penerangan jalan tenaga surya. Hal itu dalam rangka program bertema energi terbarukan di Desa Mandapajaya, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini berlangsung sejak 5–29 Agustus 2025 dan melibatkan 20 mahasiswa dari berbagai program studi.
Program tersebut hadir untuk menjawab permasalahan keterbatasan penerangan jalan umum (PJU) di desa yang masih minim infrastruktur listrik. Sebelumnya, tiang listrik hanya tersedia di sekitar balai desa, sehingga sebagian besar wilayah desa gelap gulita pada malam hari. Kondisi ini menyulitkan warga saat beraktivitas malam, terutama di jalan yang bermedan tanjakan, berbelok, dan bercabang, serta meningkatkan risiko kecelakaan.
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya di Empat Dusun
Menanggapi kondisi tersebut, mahasiswa ITB menghadirkan solusi berupa PJU tenaga surya. Sebanyak 10 unit lampu jalan dipasang di empat dusun. Di antaranya Dusun Manis 3 titik, Dusun Puhun 3 titik, Dusun Kliwon 2 titik, dan Dusun Wage 2 titik.
Pemasangan lampu berfokus pada area paling gelap dan jalur utama aktivitas masyarakat. Setiap lampu menggunakan LED 250 watt dengan sistem tenaga surya dengan sensor cahaya dan sensor gerak beradius 6–7 meter. Lampu juga terpasang di titik-titik strategis seperti persimpangan jalan, tanjakan, sekolah, belokan, dan area pemukiman aktif.
Mahasiswa menggunakan tiang galvanis ringan, namun kuat untuk menopang PJU. Tiang dilengkapi dynabolt, sehingga mudah dibongkar pasang jika terjadi kerusakan. Untuk memperpanjang usia pakai, seluruh tiang dilapisi cat antikarat.
Proses pemasangan berlangsung gotong royong bersama warga. Mulai dari penggalian tanah, pengecoran, hingga pengelasan tiang. Kerja sama ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat desa.
Mereka sempat menghadapi tantangan teknis seperti cuaca hujan dan waktu pengeringan pondasi yang terbatas. Namun, tim KKN ITB dan warga tetap berhasil menyelesaikan proyek tepat waktu.
Selain proyek utama, Kelompok 8 juga menyelenggarakan berbagai program nontema. Di antaranya pengamatan bintang “Lintas Semesta”, olahraga bersama warga, dan partisipasi dalam perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Mahasiswa juga memberikan edukasi di sekolah dasar, mengenalkan konsep listrik statis dan dinamis, cara kerja PJU tenaga surya, serta manfaat energi terbarukan bagi masa depan.
Pengalaman Lapangan dan Pembelajaran Sosial
Ketua Kelompok 8, Raymond As Mikhael Hutabarat (Teknik Elektro 2021), menuturkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak pelajaran berharga, baik secara teknis maupun sosial.
“Kami belajar langsung dari warga. Mulai dari menggali tanah, mengecor, hingga memasang tiang. Lebih dari itu, kami belajar hidup bersama masyarakat, mengelola rumah induk semang, dan memahami arti kepemimpinan dalam kebersamaan. Rasanya seperti memimpin keluarga,” ungkap Raymond.
Warga Desa Mandapajaya menyambut baik hasil program ini. Kehadiran PJU tenaga surya meningkatkan keamanan dan memudahkan mobilitas malam hari. Selain itu, teknologi ini memperkenalkan energi bersih dan ramah lingkungan kepada masyarakat desa. Banyak warga mengaku kini lebih tenang saat bepergian malam hari, terutama di jalan yang sebelumnya gelap dan rawan kecelakaan.
Kelompok 8 berharap masyarakat dapat menjaga fasilitas penerangan ini secara berkelanjutan, sehingga manfaatnya tetap dirasakan dalam jangka panjang.
“Semoga warga semakin sadar bahwa energi terbarukan bisa menjadi solusi kebutuhan listrik pedesaan, sekaligus mendukung kehidupan yang lebih aman dan efisien,” ujar Raymond.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































