Gooseberry (Phyllanthus emblica) di Indonesia memiliki berbagai nama seperti balakka, metengo, kimalaka, kemloko, atau malaka. Tanaman yang berasal dari famili Euphorbiaceae ini merupakan tanaman obat dengan berbagai biokativitas dan juga bergizi tinggi. Pertama kali terpublikasi pada tahun 1753 dalam buku βSpecies Plantarumβ.
Tanaman ini memiliki beberapa nama ilmiah sinonim. Di antaranya Cicca emblica, Emblica officinalis, Diasperus pomifer, Phyllanthus glomeratus, Phyllanthus mimosifolius, Phyllanthus taxifolius, dan masih banyak lagi.
Buah Gooseberry Berwarna Putih Kehijauan
P. emblica merupakan tanaman arboreal yang dapat tumbuh tinggi hingga 23 meter dengan diameter batang 50 cm. Daunnya berbentuk lonjong dan bertekstur kasar, berukuran panjang 8-20 mm dengan lebar 2-6 mm. Bagian atas daunnya berwarna hijau biasa dan bagian bawahnya berwarna hijau muda.
Ketika sudah kering, daunnya berwarna kemerahan atau cokelat muda, bagian ujung-ujungnya menggulung ke belakang. Bunganya berukuran sekitar 3 mm, berwarna putih dan tumbuh berkelompok. Di samping itu, bagian buah gooseberry berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan kulit buahnya bercangkak keras.
Di dalamnya terdapat biji berukuran panjang 5-6 mm dan lebar 2-3 mm berwarna merah. Tanaman ini berbunga pada bulan April hingga Juni dan akan berbuah di bulan Juli hingga September.
Memiliki Distribusi yang Luas
Tanaman ini memiliki kemampuan beradaptasi yang baik pada area dengan ketinggian yang berbeda, sehingga dapat kita temukan pada kisaran ketinggian 30 mdpl hingga 2300 mdpl. Royal Botanic Garden Kew melansir bahwa balakka merupakan tanaman asli dari Assam, Bangladesh, Borneo, Kamboja, Cina Tengah-Selatan, Cina Tenggara, Himalaya Timur, Hainan, India, Jawa, Laos, Sunda Kecil, Malaya, Myanmar, Pakistan, Sri Lanka, Sumatra, Taiwan, Thailand, Vietnam, Himalaya Barat. Kini, gooseberry telah terdistribusi ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kuba, Puerto Rico, Kenya, Afrika Selatan, Australia.
Gooseberry Kaya Manfaat dan Bioaktivitas Melimpah
Gooseberry telah digunakan sejak lama dalam pengobatan herbal di India (Ayurveda), Unani, Tibet, dan Turki. South African Journal of Botany melansir bahwa P. emblicaΒ mengandung vitamin C, alkaloid, ellagitannin, asam galat, emblicanin A dan emblicanin B, dan flavonoid.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki berbagai aktivitas biologis. Di antaranya berpotensi dalam kemoterapi, anti-mikroba, anti-inflamasi, anti-inflamasi, analgesik, anti-mutagenik, antioksidan, diuretik, afrodisiak, pelindung UV, anti-diabetes hingga aktivitas anti-penuaan.
Penulis: Anisa Putri
Editor: Indiana Malia