Jakarta (Greeners) – Bagi Patricia Lisia, menjadi wanita karier tidak menghalanginya untuk menekuni hobi bersepeda. Ribuan kilometer (km) telah ia tempuh, menghadapi berbagai tantangan, dan menjelajahi setiap sudut alam. Bersepeda kini telah menjadi pelengkap dalam perjalanan hidupnya yang tak mengenal batas jarak dan waktu.
Kebiasaan bersepeda Patricia Lisia dimulai pada tahun 2007, saat ia memutuskan untuk menggowes sepeda menuju kantornya di Jakarta. Setiap hari, ia menempuh jarak tiga kilometer untuk pergi dan pulang kerja, yang totalnya menjadi enam kilometer. Pada saat itu, jarak yang ia tempuh masih terbilang sedikit, belum sebanyak yang ia capai sekarang.
βDi Jakarta, jalanan selalu macet, terutama di pagi hari. Jadi, saya pikir mengendarai sepeda lebih efisien daripada berjalan kaki atau terjebak di kemacetan,β ujarnya dalam wawancara dengan Greeners pada Jumat (7/2).
Seiring waktu, bersepeda menjadi kebiasaan yang terus Patricia pertahankan, bahkan ketika melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Meskipun berangkat dengan kendaraan umum, ia tak pernah lupa membawa sepedanya.
BACA JUGA: Tiga Pemuda Indonesia Boyong Pelajaran Berharga dari Cali
Sepulang dari perjalanan dinas, Patricia bisa melanjutkan kebiasaannya dengan bersepeda menuju rumah, terlepas dari jarak yang harus ia tempuh, selama ia masih mampu. Baginya, ini adalah kesempatan untuk melatih fisiknya.
Contohnya, baru-baru ini, Patricia melakukan perjalanan dinas ke Kota Bandung. Ia membawa sepedanya dengan kendaraan umum. Setelah tugas selesai, ia bersepeda kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menempuh ratusan kilometer di atas aspal dan tiba di Jakarta dalam waktu 11 jam.
Perempuan yang akrab disapa Ci Pat di kalangan komunitas pesepeda ini juga memiliki pengalaman serupa saat melakukan perjalanan dinas ke Palembang dan Makassar. Meskipun jaraknya cukup jauh, sepedanya tetap ia bawa.
Justru, bagi Patricia, perjalanan ke luar kota bukanlah penghalang, melainkan waktu yang berharga untuk bersepeda. Ia juga menjelajahi alam dan menikmati suasana kota baru yang ia kunjungi. Begitulan kecintaan Patricia terhadap hobinya.
Bentang Jawa Jadi Ajang Pertama
Setelah belasan tahun menekuni hobi ini, keseriusan Patricia untuk bersepeda semakin terlihat pada tahun 2022. Ia mendaftarkan diri untuk mengikuti ajang Bentang Jawa. Lomba balap sepeda ultra ini mengharuskannya bernavigasi secara mandiri melintasi Pulau Jawa.
Rutenya tak main-main, mencapai 1.500 km. Sebelumnya, Patricia belum pernah menempuh jarak sejauh itu, dan tentunya ini menjadi tantangan pertama yang ia coba. Meskipun baru pertama kali, ia berhasil menaklukannya.
βSaat pertama kali bersepeda jarak jauh, saya benar-benar merasa new bie. Belum pernah saya mencoba perjalanan sepanjang itu. Saya ikut Bentang Jawa yang menempuh 1.500 km, padahal saya juga belum pernah mengikuti event 300 km atau 500 km. Tapi begitu saya menetapkan mindset untuk 1.500 km, otak saya akan fokus pada target tersebut.β
Patricia juga terinspirasi oleh sosok suaminya, seorang pelari jarak jauh. Dari suaminya, ia banyak belajar, salah satunya adalah mindset bahwa lomba itu merupakan perayaan. Namun, di baliknya ada persiapan luar biasa yang harus dilalui.
Untuk persiapan fisik ajang besar pertamanya, Patricia yang sebelumnya hanya bersepeda kurang dari 50 km per minggu, harus meningkatkan intensitas latihannya. Ia pun akhirnya berlatih dengan minimal 50 km setiap hari.
Dalam sesi latihan, Patricia sering melatih dirinya di daerah Sentul atau Bogor. Ia berfokus pada tanjakan-tanjakan yang menantang. Bagi dirinya, tantangan terbesar bukan hanya melawan jarak, tetapi juga bagaimana menyeimbangkan latihan dengan kegiatan lain dalam kehidupan sehari-harinya.
Kembali Menantang Diri
Puas dengan ajang pertamanya, Patricia kembali menantang dirinya di tahun 2023 dengan mengikuti ajang sepeda bergengsi Trans Nusantara Race. Perlombaan yang dimulai dari Sabang hingga Golo Mori di Labuan Bajo ini menuntutnya menempuh jarak 4.800 km dalam waktu 20 hari.
Namun, dari sekian banyak ajang yang telah ia jalani, ada satu yang sangat berkesan di hatinya, yaitu Silk Road Mountain Race di Kirgistan pada tahun 2023 dengan rute 1.880 km. Perlombaan ini melewati Pegunungan Tian Shan di Kirgistan. Menurutnya, ajang ini sangat melelahkan karena ia harus bersepeda di jalur gunung dengan mountain bike.
BACA JUGA: Sekar Kawung Merawat Biodiversitas dan Budaya Lewat Sandang
“Setiap hari, saya melewati rute naik-turun gunung, dengan jalur yang berbatu dan banyak kerikil. Naik gunung bisa mencapai 100 km, dan turunnya sangat menantang. Untung saya selamat tanpa cedera. Meski sangat melelahkan, pengalaman ini menyenangkan dan sangat prestisius bagi para pesepeda dunia,” imbuhnya.
Patricia telah menaklukkan berbagai ajang bergengsi. Ia tak menyangka bahwa berawal dari kebiasaan bersepeda ke kantor, hal ini membuka jalan baginya untuk menjadi pesepeda perempuan yang berhasil menembus berbagai tantangan. Ia juga meraih prestasi di ajang-ajang bergengsi.
Mengandung Banyak Makna
Bagi Patricia, bersepeda jarak jauh telah memberikan makna yang begitu besar dalam hidupnya. Ia merasakan kenikmatan perjalanan dengan cara yang berbeda. Ajang besar ini baginya lebih dari sekadar pencapaian olahraga.
Saat mengikuti ajang Bentang Jawa, Patricia berkesempatan singgah di warung-warung atau restoran 24 jam. Di sela perjalanan, ia bertemu dengan warga lokal yang ramah menyambutnya. Momen ini sangat berkesan, karena sebelumnya ia lebih sering melintasi Pulau Jawa menggunakan mobil atau bus lewat jalan tol, tanpa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat.
Salah satu kenangan tak terlupakan bagi Patricia terjadi saat ia bersepeda jarak jauh dan berhenti di sebuah warung malam hari untuk beristirahat. Awalnya, ia merasa ragu karena tempat itu sepi dan gelap. Namun, pemilik warung justru menyambutnya dengan ramah dan memberikan selimut untuknya beristirahat.
βItu membuat saya menyadari betapa baiknya orang-orang yang saya temui sepanjang perjalanan. Kebaikan-kebaikan kecil itu mengubah perspektif saya.”
Melepas Stres
Bersepeda telah memberikan banyak manfaat kesehatan bagi Patricia. Perubahan positif terjadi pada dirinya, baik dari segi fisik maupun mental.
“Dari sisi pekerjaan, saya merasa selalu fresh berkat aktivitas bersepeda. Bersepeda memberi saya waktu quality me-time yang sangat berharga. Ini membantu menghilangkan kepenatan, sehingga saya merasa lebih produktif,” ujar Patricia.
Tak hanya itu, ide-ide segar juga sering muncul saat dirinya bersepeda. Menurutnya, aktivitas ini memungkinkan otak untuk berpikir lebih jernih dan melepaskan semua stres.
Bagi Patricia, bersepeda adalah energi yang menggerakkan hidupnya. Sebagai pesepeda perempuan, ia mengakui bahwa bersepeda membutuhkan konsistensi, pengorbanan, dan keberanian untuk terus mencintai hobi ini. Melalui bersepeda, Patricia berhasil mendobrak rasa takutnya, membangun keberanian, dan mengembangkan kecintaannya terhadap olahraga ini.
Hobi yang dilakukan oleh Patricia ini bukan sekadar memberi manfaat pribadi, tetapi setiap kayuhan juga begitu berarti untuk bumi. Melalui bersepeda, ia telah meninggalkan jejak-jejak baik tanpa mengeluarkan emisi dan menebarkan semangat budaya ramah lingkungan ini kepada banyak orang.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia