Malang (Greeners) – Sebanyak 28 komunitas anak muda mulai menyebarkan “virus” Earth Hour di Kota Malang melalui ciri khasnya masing-masing. Peringatan Earth Hour di Kota Malang memang baru pertama kali sejak peringatan Earth Hour dilakukan di Indonesia tahun 2009 lalu. Pesan gaya hidup hemat energi dengan mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak digunakan selama satu jam pun mulai ditularkan.
Selain 28 komunitas pemuda, Pemeirntah Kota Malang, Universitas Brawijaya, Rumah Makan Inggil, serta beberapa toko, swalayan, dan masyarakat juga turut mendukung kampanye Earth Hour 60+ ini dengan mematikan lampu mulai pukul 20.30 WIB – 21.30 WIB.
Peringatan Earth Hour di Kota Malang sengaja dipusatkan di Balaikota Malang dengan menggelar berbagai atraksi menarik yang dilakukan anak-anak muda. Mulai dari breakdance hingga firedance. Aksi teatrikal peduli lingkungan juga ditampilkan dalam acara yang diikuti Walikota Malang, Peni Suparto.
Koordinator acara, Yulius Agung Safrianto, mengatakan, jika lampu di Kota Malang padam selama satu jam saja, maka dapat menghemat energi sekitar 190.597 kilowatt hour (kWh) atau setara Rp 137 juta. “Bila kita sudah memulai, saatnya berbuat lebih banyak lagi,” kata Agung di depan sekitar 300 anak muda yang berkumpul memperingati Earth Hour 2012 di halaman Balaikota Malang, Sabtu (31/03/2012).
Sementara itu, Walikota Malang, Peni Suparto, mengaku bangga dengan kegiatan ini karena yang memulai adalah anak-anak muda. Dalam kesempatan itu, Peni mengingatkan agar kebiasaan hemat energi dan perilaku ramah lingkungan dapat menjadi gaya hidup sehingga dapat meminimalisir dampak perubahan iklim. “Jangan hanya hemat energi, kalian juga harus hemat air,” kata Peni mengingatkan.
Perwakilan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Irwan Gunawan, menyatakan, gerakan ini tidak hanya sebatas ceremony saja, tapi juga dilakukan dengan membangun kesadaran publik untuk hemat energi. Acara yang pertama kali digelar di Kota Malang ini memang sengaja dipusatkan di Balaikota Malang agar masyarakat yang sedang menikmati malam minggu di Alun-alun tugu dan pengguna jalan, mengenal dan mengetahui pentingnya hemat energy untuk menyelamatkan bumi. ”Kami berharap dapat menjadi pemicu bagi masyarakat untuk peduli lingkungan,” kata Irwan usai acara.
Acara yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB ini diawali dengan beberapa komunitas yang menunjukkan kebolehannya seperti pesan cinta lingkungan lewat aksi teatrikal. Pemadaman lampu di seluruh Balaikota Malang dan Alun-alun tugu dimulai pukul 20.30 WIB oleh Walikota Malang, Peni Suparto. Pasca pemadaman, sekitar 300 orang berkumpul di halaman Balaikota Malang memainkan permainan lampu warna-warni yang dilanjutkan dengan tari api oleh Indonesian Nunchaku Club (INC) yang membuat suasan kian meriah. (G17)











































