Jaga Kesegaran Ikan Nelayan, Peneliti IPB Ciptakan Pendingin Tenaga Surya

Reading time: 2 menit
Peneliti IPB ciptakan pendingin tenaga surya. Foto: IPB University.
Peneliti IPB ciptakan pendingin tenaga surya. Foto: IPB University.

Tim peneliti IPB University mengembangkan sistem pendingin berbasis energi surya untuk kapal nelayan skala kecil. Inovasi ini bernama Palka Pendingin Tenaga Surya (PPTS). Teknologi tersebut untuk membantu nelayan menjaga kesegaran hasil tangkapan tanpa menggunakan es balok.

Dosen Divisi Akustik, Instrumentasi, dan Robotika Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Ayi Rahmat mengatakan bahwa saat ini masih banyak nelayan yang masih mengandalkan es dari darat. Biaya penggunaan es tersebut pun mahal dan tidak efisien, terutama di daerah terpencil.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Ayi bersama peneliti lainnya akhirnya mengembangkan PPTS lewat proyek riset Integrated Smart System Instrument for Small-Scale Fishing Vessel. Hasil pengembangan ini tidak hanya membantu nelayan, tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Palka pendingin telah mengandalkan panel surya berkapasitas 1 kWp hingga 5 kWp. Panel surya tersebut dipasangkan dengan baterai LiFePO₄ dan sistem kontrol pintar. Energi yang dihasilkan digunakan untuk mengoperasikan freezer berkapasitas 300 liter yang mampu menjaga suhu di bawah 4°C selama 24 jam penuh.

“Menurut laporan teknis, sistem juga terintegrasi dengan internet of things (IoT) yang memantau suhu ruang pendingin, posisi kapal, serta kondisi baterai secara real-time. Pengujian di Pelabuhan Ratu, Cirebon, dan Brebes menunjukkan performa stabil dengan efisiensi tinggi tanpa konsumsi bahan bakar fosil,” ujarnya mengutip Berita IPB, Selasa (18/11).

Rangkaian uji coba juga telah dilakukan pada tiga unit kapal berukuran 7–9 meter. Selama satu bulan pelayaran, sistem beroperasi dengan baik dan mempertahankan suhu ideal penyimpanan ikan. Pengujian meliputi stabilitas kapal (pitching, yawing, dan rolling), ketahanan sistem, serta uji kesegaran ikan secara organoleptik.

“Hasilnya menunjukkan ikan tetap segar hingga mendarat di pelabuhan. Ini berdampak langsung pada peningkatan nilai jual tangkapan,” ucap Ayi.

Inovasi IPB Dukung Transisi Energi

Teknologi palka pendingin tenaga surya ini mampu menekan biaya operasional nelayan hingga 30 persen. Sebab, nelayan tidak perlu lagi membeli es. Selain itu, hasil tangkapan juga lebih segar sehingga meningkatkan harga jual ikan sebesar 10 sampai 15 persen.

Ayi mengatakan bahwa inovasi ini bisa mendukung target ekonomi biru dan transisi energi bersih yang kini menjadi komitmen pemerintah. “Kami ingin nelayan kecil bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga bagian dari solusi energi terbarukan,” ujar Ayi.

Setelah uji coba sukses di Jawa Barat, tim IPB University bekerja sama dengan kementerian dan lembaga. Di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, United Nations Development Programme (UNDP), dan mitra industri PT Cahaya Hijau Indonesia. Tujuan kerja sama ini untuk memperluas implementasi ke wilayah potensial perikanan di Tanimbar dan Morotai.

“Rencana ini juga sejalan dengan program SeaBLUE Palka Pendingin Project yang menargetkan 300 kapal nelayan dengan sistem PLTS komunal 3–5 kWp,” tambah Ayi.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top